Kualitas Udara Berbahaya, Warga Keluhkan Asap Masuk ke Dalam Kamar

Kualitas Udara Berbahaya, Warga Keluhkan Asap Masuk ke Dalam Kamar
Kapal tetap berlayar di tengah kabut asap. Foto dok Ditjen Perhubungan Laut

jpnn.com, JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan Tengah tahun ini disebut lebih parah ketimbang 2015 lalu.

Hal ini terlihat dari kabut asap yang terjadi akibat karhutla yang sangat parah.

Dede Nopiandi salah satu warga Sampit, Kalimantan Tengah mengaku bahwa kabut asap pada 2019 ini jauh lebih parah ketimbang 2015.

“Jarak pandang hanya satu meter pas pagi hari. Kalau malam hari, kabutnya masuk sampai ke dalam kamar,” ujar dia ketika dihubungi, Senin (16/9).

Menurut Dede, kejadian ini sudah berlangsung selama sebulan lebih. Ditambah lagi hujan yang tak kunjung turun sehingga munculnya kabut asap sulit dicegah

Sementara itu, dari pantauan aplikasi Info BMKG pada 16 September, kualitas udara kota Sampit menduduki posisi pertama untuk yang terburuk. Saat ini konsentrasi partikulat berada di angka 299,5.

Bahkan, sehari sebelumnya, konsentrasi partikulat mencapai di angka 1.000 lebih atau berbahaya. Sementara itu konsentrasi partikulat di Pekanbaru hanya berada di angka 250 ke atas atau ada di kategori sangat tidak sehat. (cuy/jpnn)

Kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Tengah mengakibatkan kabut asap dan mengganggu kesehatan warga.


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News