Kualitas Udara Jakarta Buruk, Asap Rokok juga Sumber Polusi

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Asap Rokok juga Sumber Polusi
Ilustrasi merokok. Foto: Hellosehat

jpnn.com, JAKARTA - Permasalahan kualitas udara yang buruk di Jakarta saat ini tengah menjadi sorotan. Ketua Gerakan Bebas TAR dan Asap Rokok (GEBRAK!) Aryo Andrianto, menuturkan terus memburuknya kualitas udara akan memperparah kondisi kesehatan masyarakat.

“Kualitas udara yang terus-menerus turun harus direspon dengan cepat. Permasalahan ini mesti diselesaikan secara bersama-sama karena masyarakat Jakarta memiliki hak untuk menghirup udara yang bebas polusi,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, tingkat polusi di ibukota sangat tinggi. Misalnya, pada Minggu (11/8), berdasarkan data AirVisual sekitar pukul 07.00 WIB, indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) Jakarta sebesar 171, yang berarti sangat buruk.

Polusi udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan asap pembakaran rokok tidak bisa diremehkan. Hal ini karena komponen dari polusi udara ini sangat kecil ukurannya sehingga bisa menembus pembuluh darah. Dalam jangka panjang, paparan tersebut bisa meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, asap dari pembakaran rokok turut berkontribusi dalam memperparah kualitas udara di Jakarta. Meski tidak sebesar dari kendaraan bermotor, asap pembakaran rokok sangat berbahaya bagi kesehatan.

“Tingginya polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta sangat memprihatinkan. Sekitar 80 persen berasal dari asap kendaraan bermotor, tetapi polusi asap pembakaran rokok juga tidak bisa diabaikan,” jelasnya.

Aryo melanjutkan hasil pembakaran dari rokok menghasilkan TAR, yang merupakan zat kimia berbahaya.

TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.  

Kualitas udara yang terus-menerus turun harus direspon dengan cepat. Permasalahan ini mesti diselesaikan secara bersama-sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News