Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul

Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Tujuh orang selain Wiro yang berkumpul semuanya ibu-ibu. Wiro merupakan satu-satunya pria. Tujuh wanita yang sudah bersuami itu kemudian mulai membicarakan Nono, Ketua CU EPI yang sebelumnya menjabat sebagai manajer. Suasana menjadi riuh. Beragam kecaman terlontar dari mulut mereka.

Pertemuan itu mulai dijadikan ajang bergosip. Hingga salah satu dari mereka menenangkan yang lainnya dan melunakkan suasana.

”Sebaiknya, rapat ini kita tunda dulu. Suasananya terlalu emosional. Rasanya tidak akan ada yang bisa kita dapatkan dengan situasi seperti ini,” kata Mila.

Mereka sepakat menunda rapat sampai pekan depan. Delapan orang itu hanya berbincang biasa. Suasananya berubah kembali. Lebih mirip arisan ketimbang rapat.

Wiro bergabung dengan CU EPI Sampit sejak koperasi itu berdiri pada 2007 lalu. Dia tergiur ajakan Nono yang menawarkan bunga setoran sebesar 14 persen.

Hampir dua kali lipat lebih besar dari suku bunga bank yang ditetapkan 6,5 persen saat itu. Nono juga memintanya mengajak orang lain.

Karena tergiur dengan profit yang tinggi, Wiro mencoba menyetor dana pertamanya kepada CU EPI sebesar Rp 1,5 juta. Saat itu, Wiro masih coba-coba. Tidak ada maksud untuk menambah simpanannya.

Setelah membuktikan sendiri bunga yang dijanjikan menguntungkan, dia menambah uangnya dengan ritme setoran kepada CU EPI sebesar Rp 20 juta setiap bulan selama setahun.

Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News