Lebih Separuh Tempe dan Tahu Indonesia Tidak Asli

Lebih Separuh Tempe dan Tahu Indonesia Tidak Asli
Lebih Separuh Tempe dan Tahu Indonesia Tidak Asli
JAKARTA - Penggemar tempe dan tahu agaknya harus berhati-hati dalam memilih produk. Sebab, dari temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), ternyata lebih dari 50 persen tempe dan tahu yang beredar merupakan hasil rekayasa genetik alias tidak asli. Dengan kata lain, bahan bakunya bukan asli kedelai, melainkan dari rekayasa genetik.

"Kalau sudah rekayasa genetik, sudah pasti bahannya impor. Makanya rasa tempe dan tahu tidak seperti rasa yang dibuat dari kedelai," ungkap Ketua Umum (Ketum) YLKI, Sudaryatmo, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (26/1).

Disebutkan lagi, YLKI juga menemukan bahwa produk makanan dari jagung dan kedelai, 70 persennya adalah dari hasil rekayasa genetika. Hal ini menurut Sudaryatmo, harus diperhatikan dalam RUU Perubahan tentang Pangan. "Pemerintah harus menetapkan kriteria mana saja yang bisa menggunakan teknologi rekayasa genetik," cetusnya.

Pasalnya, lanjut Sudaryatmo, produk makanan yang bahan bakunya dari hasil rekayasa genetik itu, tidak sebaik aslinya. Dia mencontohkan salah satu produk makanan ringan dari bahan baku jagung hasil rekayasa genetik, yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.

JAKARTA - Penggemar tempe dan tahu agaknya harus berhati-hati dalam memilih produk. Sebab, dari temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News