Lebih Separuh Tempe dan Tahu Indonesia Tidak Asli
Rabu, 26 Januari 2011 – 12:46 WIB
JAKARTA - Penggemar tempe dan tahu agaknya harus berhati-hati dalam memilih produk. Sebab, dari temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), ternyata lebih dari 50 persen tempe dan tahu yang beredar merupakan hasil rekayasa genetik alias tidak asli. Dengan kata lain, bahan bakunya bukan asli kedelai, melainkan dari rekayasa genetik. Pasalnya, lanjut Sudaryatmo, produk makanan yang bahan bakunya dari hasil rekayasa genetik itu, tidak sebaik aslinya. Dia mencontohkan salah satu produk makanan ringan dari bahan baku jagung hasil rekayasa genetik, yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.
"Kalau sudah rekayasa genetik, sudah pasti bahannya impor. Makanya rasa tempe dan tahu tidak seperti rasa yang dibuat dari kedelai," ungkap Ketua Umum (Ketum) YLKI, Sudaryatmo, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (26/1).
Disebutkan lagi, YLKI juga menemukan bahwa produk makanan dari jagung dan kedelai, 70 persennya adalah dari hasil rekayasa genetika. Hal ini menurut Sudaryatmo, harus diperhatikan dalam RUU Perubahan tentang Pangan. "Pemerintah harus menetapkan kriteria mana saja yang bisa menggunakan teknologi rekayasa genetik," cetusnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Penggemar tempe dan tahu agaknya harus berhati-hati dalam memilih produk. Sebab, dari temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),
BERITA TERKAIT
- Perkuat Perlindungan Hak Anak, Kemenag Teken MoU dengan UNICEF
- Meriahkan Ramadan, Sahabat Abraham Bagikan 18.000 Takjil di Jakarta Pusat dan Selatan
- Masuk Bursa Bacagub DKI Jakarta, Heru Budi: Hari Esok Penuh Misteri
- Bisakah Pasien Kanker Berpuasa di Bulan Ramadan, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Pemprov Jateng Kembali Galakkan Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Pangan Menjelang Lebaran
- Kecelakaan Kapal Korea, Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK WNI