Lovie Nyaris Putus Asa Gara –gara PPDB Sistem Zonasi

Lovie Nyaris Putus Asa Gara –gara PPDB Sistem Zonasi
Lovie Harleyna Murti sempat putus asa gara-gara PPDB sistem zonasi. Foto: dok pribadi for JPNN.com

Dulu, pemerintah menciptakan sekolah – sekolah favorit yang dilabeli Sekolah Bertaraf Internasional alias SBI. Beberapa tahun kemudian, istilah itu dihapus. Kini, dengan penuh semangat mendikbud bilang tidak ada lagi istilah sekolah favorit. Semua sama.

Nilai UN tidak boleh dipakai sebagai alat seleksi PPDB. Harus hanya berdasar jarak rumah ke sekolah, untuk jalur zonasi.

BACA JUGA: PPDB 2019: Nilai UN Jangan Dijadikan Syarat Seleksi Jalur Zonasi

Kebijakan ini mendapat celotehan dari masyarakat. “Sistem zonasi membuat anak malas belajar,” tulis Albert Martinus dalam kolom komentar berita di JPNN.com.

“Lantas buat apa ada Ujian Nasional, yang bikin anak repot ikut bimbingan belajar, waktu dan pikiran tersita, tetapi nilai tidak dipakai?,” celoteh yang lain. “Sistem zonasi yang enak bagi yang rumahnya dekat sekolah saja,” imbuhnya.

BACA JUGA: Pendaftaran PPDB 2019, Inikah Penyebab Ortu Siswa Rela Menginap di Sekolah?

“Ya kecewa sekalilah. Percuma anak dapat nilai tinggi, kalau yang diterapkan sitem zonasi seperti ini. Mending kemarin anak saya enggak usah belajar sekalian, terus kami tinggal dekat dengan sekolah saja biar bisa diterima,” keluh Nuriza, ortu siswa di Tarakan.

Yang lebih sulit dimengerti, seleksi kelulusan ternyata juga berdasar waktu pendaftaran. Kasus di Karanganyar, Jateng, para ortu dan calon siswa rela menginap di sekolah demi mendapat nomor antrian awal untuk pendaftaran. Apakah ini adil? ***

PPDB 2019 sistem zonasi merugikan anak – anak pintar karena nilai UN tidak dijadikan parameter kelulusan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News