Mahathir pun Tak Berdaya Menolak Infrastruktur Tiongkok

Mahathir pun Tak Berdaya Menolak Infrastruktur Tiongkok
Presiden Jokowi bersama PM Malaysia Mahathir Mohamad saat berjalan menuju lokasi penanaman pohon di halaman belakang Istana Bogor, Jumat (29/6). Foto: M Fathra NI

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Saat menjabat tahun lalu, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengutuki proyek-proyek Tiongkok di Malaysia. Dia menyebut proyek infrastruktur dari rezim Xi Jinping sebagai petaka yang diwariskan oleh rivalnya, Najib Razak.

Setelah hampir satu tahun proyek-proyek tersebut di ambang terbengkalai, Tiongkok berhasil merayu Malaysia.

Dalam satu pekan, pemerintah Malaysia mengeluarkan dua pengumuman penting soal kebijakan infrastruktur nasional. Keduanya terkait dengan proyek yang dijalankan bersama pemerintah Tiongkok. Memberikan kejutan kepada dunia internasional.

Bagaimana tidak, beberapa bulan lalu Malaysia menjadi salah satu tokoh utama dalam perlawanan proyek Belt and Road Initiative oleh pemerintah Tiongkok.

Sikap Malaysia yang menolak keras kelanjutan proyek investasi Tiongkok itu bahkan sering digunakan sebagai bahan propaganda AS. Tiongkok dianggap berusaha melakukan penjajahan melalui utang.

Namun, Mahathir mulai luluh bulan ini. Selentingan bahwa kesepakatan terkait dengan proyek East Coast Rail Link (ECRL) muncul ke permukaan. Tiongkok telah berhasil memuaskan keinginan politikus 93 tahun itu.

"Kita harus mencari kesepakatan yang masuk akal di mana kebutuhan rakyat Malaysia terpenuhi," ujar Mahathir seperti dilansir Agence France-Presse.

Pembangunan jaringan sepanjang pesisir timur itu merupakan salah satu megaproyek yang dikerjakan oleh China Communications Construction Company Ltd (CCCC) sejak 2017.

Saat menjabat tahun lalu, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengutuki proyek-proyek Tiongkok di Malaysia. Dia menyebut proyek infrastruktur dari rezim Xi Jinping sebagai petaka

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News