Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan

Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan
Orang tua korban ledakan granat Abdul Majid (ketiga kiri) memeluk istrinya Siti Nurhasanah (keempat kanan), di Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/2/2019). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - Barok dan Doni tewas akibat ledakan granat lontar. Ibunda Barok sebenarnya sudah berusaha menyingkirkan benda berbahaya itu.

SAHRUL YUNIZAR, Bogor

Tatapan Abdul Majid tak lepas-lepas dari pekarangan persis di samping rumahnya itu. Nanar. Menyiratkan kedukaan yang mendalam.

”Saya seperti masih melihat Barok main di sana,” katanya, Jumat siang (15/2) sambil masih tetap menatap pekarangan yang berbatasan dengan kebun di Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu.

Di pekarangan itulah Barok alias Muhammad Ibnu Mubarok, anak Majid, kehilangan nyawa. Tepat setelah granat lontar yang dia jadikan mainan bersama Khoirul Islami meledak pada Kamis lalu (14/2).

Akibat ledakan tersebut, Muhammad Doni yang tengah main ukulele sambil duduk di motor juga ikut kena.

Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan

”Kemarin (Kamis) masih azan. Setiap waktu (salat) dia azan,” ungkap pria 42 tahun itu tentang siswa kelas IX SMP itu.

Keluarga masih dirundung duka atas meninggalnya Barok dan Doni akibat ledakan granat lontar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News