Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan
Air mata tampak mulai mengalir dari mata Majid. Sekuat apa pun menahan, Majid masih sulit melupakan anaknya yang berusia 11 tahun itu.
Majid dan istrinya, Siti Nurhasanah, memiliki dua putra dan seorang putri. Namun, Barok punya keistimewaan di mata Majid. Dari tiga buah hatinya, hanya dia yang berani azan setiap waktu.
”Kakak-kakaknya nggak berani. Suaranya juga bagus Barok,” tutur Majid.
Dari masjid yang terletak 20 meter di samping rumahnya, suara Barok menggema. Jumat siang, sehari setelah kepergian Barok, Majid merasa seperti masih mendengar suara sang anak mengumandangkan ajakan salat.
Begitu mendengar suara ledakan pada Kamis nahas lalu itu, Majid tak menyangka sang anak turut menjadi korban. Tapi, begitu keluar rumah, dia melihat tubuh putranya bersimbah darah.
”Anak saya nggak kelihatan wajahnya, ya Allah,” katanya. Air matanya kian deras mengalir.
BACA JUGA: Ledakan Granat Hancurkan Kepala dan Tangan Bocah 10 Tahun di Bogor
Saat itu tidak ada yang lain dalam kepala Majid. Hanya Barok seorang. Dia lantas mengambil anaknya. Memangku tubuh mungil Barok. Sadar betul Majid saat itu, buah hatinya terluka berat.
Keluarga masih dirundung duka atas meninggalnya Barok dan Doni akibat ledakan granat lontar.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri