Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan

Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan
Orang tua korban ledakan granat Abdul Majid (ketiga kiri) memeluk istrinya Siti Nurhasanah (keempat kanan), di Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/2/2019). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Air mata tampak mulai mengalir dari mata Majid. Sekuat apa pun menahan, Majid masih sulit melupakan anaknya yang berusia 11 tahun itu.

Majid dan istrinya, Siti Nurhasanah, memiliki dua putra dan seorang putri. Namun, Barok punya keistimewaan di mata Majid. Dari tiga buah hatinya, hanya dia yang berani azan setiap waktu.

”Kakak-kakaknya nggak berani. Suaranya juga bagus Barok,” tutur Majid.

Dari masjid yang terletak 20 meter di samping rumahnya, suara Barok menggema. Jumat siang, sehari setelah kepergian Barok, Majid merasa seperti masih mendengar suara sang anak mengumandangkan ajakan salat.

Begitu mendengar suara ledakan pada Kamis nahas lalu itu, Majid tak menyangka sang anak turut menjadi korban. Tapi, begitu keluar rumah, dia melihat tubuh putranya bersimbah darah.

”Anak saya nggak kelihatan wajahnya, ya Allah,” katanya. Air matanya kian deras mengalir.

BACA JUGA: Ledakan Granat Hancurkan Kepala dan Tangan Bocah 10 Tahun di Bogor

Saat itu tidak ada yang lain dalam kepala Majid. Hanya Barok seorang. Dia lantas mengambil anaknya. Memangku tubuh mungil Barok. Sadar betul Majid saat itu, buah hatinya terluka berat.

Keluarga masih dirundung duka atas meninggalnya Barok dan Doni akibat ledakan granat lontar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News