Majid Merasa seperti Masih Dengar Suara Barok Kumandangkan Azan
Namun, di luar pengetahuannya, Barok kembali menemukan amunisi tersebut. Yang terus dia mainkan sampai berujung kabar duka.
Kini, setiap ingat Barok, Nyai tidak kuasa membendung air mata. Pun demikian ketika sahabat dan kerabat datang ke rumah. Setiap pelukan yang mendarat di tubuhnya dibarengi tangisan.
Beberapa meter dari rumah Majid, suasana duka juga menyelimuti keluarga Arif dan Titi. Mereka berdua adalah kakek dan nenek Doni. Remaja 14 tahun yang akhirnya juga meninggal dunia dalam insiden ledakan granat lontar Kamis lalu.
Kepada Jawa Pos, Arif bertutur, saat ledakan terjadi, dirinya tengah istirahat. Sebab, ulu hatinya sakit bukan kepalang. Itu membuat dia sama sekali tidak mendengar suara ledakan granat lontar yang pada akhirnya membuat Doni kehilangan nyawa.
BACA JUGA: Berburu Akik, 2 Bocah SD Ini Malah Dapat Granat, Digosok-gosok atau Nggak Ya?
”Kalau dibilang sakit hati, saya sakit hati. Sama neneknya,” ucap dia.
Perasaan itu terasa menyayat-nyayat hatinya lantaran Titi tidak menyampaikan sejak awal perihal ledakan itu. Saat membawa Doni ke rumah sakit bersama keluarga korban ledakan lainnya, Titi hanya pamit mengantar Nyai.
”Mau ke RSUD sama Nyai,” ucap Arif menirukan ucapan istrinya.
Keluarga masih dirundung duka atas meninggalnya Barok dan Doni akibat ledakan granat lontar.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri