Masa Orientasi Sekolah, Enyahkan Kekerasan dan Perundungan

Masa Orientasi Sekolah, Enyahkan Kekerasan dan Perundungan
Retno Listyarti. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Seiring dimulainya tahun ajaran 2018/2019, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk anak. Mengenyahkan kekerasan dan perundungan jadi tema yang digaungkan.

”Perploncoan harus dicegah semaksimal mungkin,” kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, seperti diberitakan Jawa Pos.

Pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru harus berlangsung dengan aman, ramah, dan nyaman. ”Suasana sekolah harus diciptakan penuh kekeluargaan, kondusif, dan nirkekerasan,” kata Retno.

Menanggapi aksi mengantarkan anak ke sekolah pada hari pertama, menurutnya itu bentuk dukungan kepada anak. Namun tak hanya itu. Hari pertama sekolah tidak sekedar menurunkan anaknya di sekolah dari kendaraan, tetapi juga mengantar masuk ke kelas sang anak. Itu sekaligus dapat dijadikan momentum bagi sekolah menyampaikan program-program sekolah.

“Sekaligus perkenalan orang tua siswa ke wali kelas anaknya,” ucapnya.

Retno juga mengkritisi tentang masih ditemukannya masalah sisa PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Sampai Jumat sore lalu (13/7), KPAI masih menerima pengaduan dari seorang masyarakat yang anaknya belum juga mendapatkan kepastian diterima atau tidak di sekolah negeri pilihannya.

Sementara itu Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (KPPPA) Leny Nurhayanti Rosalin mengatakan, pihaknya telah bersurat kepada seluruh sekolah agar menyelenggarakan sekolah ramah anak.

Salah satu kriterianya adalah tidak ada perundungan. ”Sekolah ramah anak harus minim kekerasan,” katanya saat ditemui di kantornya.

KPAI mengingatkan mengenai pentingnya menghindari kekerasan dan perundungan di masa orientasi siswa baru tahun ajaran 2018/2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News