Masih Bau Kencur, PSI Jangan Melawan Senior

Masih Bau Kencur, PSI Jangan Melawan Senior
PSI. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Gaya berpolitik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang agresif dan kritis dinilai justru akan jadi bumerang. Partai anyar itu bisa ditinggal pemilih kalau terus menyerang pihak-pihak yang dianggap bersebrangan.

Pengamat politik Voxpol Center Syarwi Pangi Chaniago mengatakan, sebagai partai baru, PSI harusnya bermanis-manis ke partai atau kelompok lain. Lebih banyak merangkul, bukan memukul.

"Dalam politik itu hanya dua, mencari kawan atau cari lawan. Itu menurut saya berlaku untuk partai lama, yang sudah terbukti track record-nya," kata Pangi kepada INDOPOS, Rabu (6/6).

Jika sikap menyerang ini dilakukan oleh PSI selaku partai baru, ujarnya, justru akan menurunkan elektabilitas.

"Mestinya tetap pada trayek, menjaga fatsun politik. Ada aturan main dan etika. Jangan tabrak sana sini. Apalagi pengurus dan kader PSI ini anak-anak muda yang optimis, yang menjunjung fatsun politik. Jangan menyerang sana sini. Apalagi partai senior yang sudah pengalaman, jangan diajari," tegas pengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh ini.

Apalagi jika PSI menyerang pribadi mantan Presiden RI Soeharto yang dinilai gagal dalam memimpin orde baru.

"Jangan lupa bahwa Soeharto itu masih di cintai rakyat. Terakhir Soeharto disebut dalam sebuah riset presiden yang paling sukses dan berhasil. Bahkan di sejumlah media sosial justru banyak meme yang justru membandingkan pemerintahan Soeharto lebih enak dibanding zaman Jokowi," tukasnya.

Jadi, lanjut Pangi, dirinya mengimbau lebih baik PSI banyak bermain kepada adu gagasan. Tetap pada trayek platform dan ideologi parpol dalam membangun negeri ini untuk menjadi lebih baik.

Gaya berpolitik PSI yang kritis dan agresif justru berpotensi jadi bumerang. Partai anyar itu bisa ditinggal pemilih kalau terus menyerang lawan-lawannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News