Masyarakat Digital Sering Abaikan Kesalahan dalam Menulis

Masyarakat Digital Sering Abaikan Kesalahan dalam Menulis
Pemenang pertama lomba menulis esai "Cerita Kertas" Ongky Arista UA saat menerima penghargaan dari Managing Director Sinar Mas Saleh Husin di Jakarta (29/1). Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kompetisi menulis esai tentang kertas telah usai digelar dengan mendapuk Ongky Arista UA sebagai pemenangnya.

Dalam tulisannya, guru bahasa Inggris di lembaga pengembangan basa asing pondok pesantren Nurul Islam Karangcempaka, Sumenep ini mengkritisi ketergantunagn masyarakat pada teknologi yang dinilai banyak menolelir banyak kesalahan.

Menurut Ongky, tulisannya itu berasal dari kritik sosial bahwa kertas yang hadir di tengah kita hanya dipandang sebagai ladang untuk menulis.

“Ada makna yang lebih esensial dari eksistensi kertas, yaitu mengingatkan kita agar tidak mudah berbuat salah,” kata Ongky di Jakarta, Senin (29/1).

Lanjut Ongky, teknologi edit pada setiap perangkat cerdas, laptop ataupun smartphone, membuat kita sering mengabaikan kesalahan-kesalahan dalam menulis.

“Sesuatu yang kita mulai dengan kertas secara langsung, membutuhkan konsentrasi yang tinggi, butuh kajian mental dan satu lagi, kita tidak mudah berbuat salah. Maka, pesannya kita tidak mudah melakukan kesalahan meskipun ada maaf di setiap akhir dari kesalahan itu," ungkap Ongky.

"Lewat tulisan ini, saya menjadi sadar bahwa keberlanjutan dari upaya-upaya yang dilakukan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas merupakan keberlanjutan dan tuntutan agar kita semua berhati-hati untuk tidak mudah berbuat kesalahan,” sambungnya.

Ongky merupakan 1 diantara 11 finalis pemenang lomba menulis esai bertemakan "Cerita Kertas" yang diselenggarakan oleh APP Sinar Mas bersama dengan Qureta pada 15 November 2017 sampai dengan 10 Januari 2018 lalu.

Dalam tulisannya, Ongky Arista UA mengkritisi ketergantungan masyarakat pada teknologi yang dinilai banyak menolelir banyak kesalahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News