Menaker Hanif: Indonesia Butuh Investasi SDM

Menaker Hanif: Indonesia Butuh Investasi SDM
Menaker Hanif saat memberikan sambutan pada acara Leaders Meeting of ASEAN Trade Union Council di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (24/11). Foto: Humas Kemnaker

jpnn.com, BADUNG - Indonesia membutuhkan banyak SDM kompeten agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Kondisi angkatan kerja yang masih didominasi lulusan SD-SMP menjadi tantangan yang harus dijawab bersama oleh stake holder ketenagakerjaan termasuk Serikat Pekerja / Serikat Buruh (SP/SB).

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri meminta semua pihak mendukung investasi SDM di Indonesia yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

"Tentu pemerintah memerlukan dukungan dari industri dan serikat pekerja agar SDM Indonesia memiliki keterampilan yang memadai dan sesuai kebutuhan pasar kerja," ujar Menaker Hanif saat memberikan sambutan pada acara Leaders Meeting of ASEAN Trade Union Council di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (24/11).

Menaker mencontohkan, di beberapa negara investasi SDM tidak hanya dikelola oleh pemerintah saja. Di negara-negara Eropa, 70 persen investasi SDM dipegang oleh industri. Sedangkan di Amerika Serikat, kementerian yang membidangi ketenagerjaan tidak memiliki satupun vocational training center (pusat pelatihan vokasi). Selain dikelola oleh industri, vocational training center di Amerika Serikat dikelola oleh SP/SB. "Pemerintah hanya fokus pada persoalan regulasi saja," katanya.

Saat ini, mayoritas pelatihan vokasi di Indonesia masih di kelola oleh pemerintah melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).

"Oleh karena itu, maka pemerintah terus menggonjot pendidikan dan pelatihan vokasi agar mereka ini dapat punya skill yang memadai. Mempunyai skill yang bisa berubah. Dan skill yang bisa meningkatkan level pekerjaannya," lanjut Hanif.

Selain pelatihan vokasi, Kemnaker juga menggenjot percepatan peningkatan skill SDM melalui pemagangan yang melibatkan dunia industri. Tahun ini, program pemagangan telah berhasil melibatkan 170 ribu peserta. Ditargetkan, tahun 2019 akan meningkat hingga 400 ribu peserta. "Ini sebagai salah satu cara cepat untuk masifikasi dari SDM kita yang kompeten dan berkualitas tinggi sehingga mampu bersaing dengan pekerja dari negara lain," ujarnya.

Hanif mengungkpakan, saat ini pasar kerja global sudah terintegrasi. Dengan adanya keterampilam yang memadai, tenaga kerja Indonesia dapat memilih pekerjaan di dalam negeri maupun di luar negeri. "Dan orang punya kebebasan untuk bekerja di dalam negeri atau luar negeri. Yang terpenting adalah pemerintah memastikan masyarakat agar memiliki keterampilan," tutupnya.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri meminta semua pihak mendukung investasi SDM di Indonesia yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News