Menangkan Simpati Berkat Kekuatan Pribadi

Setelah Tiada, Chavez Terus Dikenang Sejarah

Menangkan Simpati Berkat Kekuatan Pribadi
Seorang anak kecil memegang lilin di depan poster Presiden Venezuela Hugo Chavez yang dipajang di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/4) malam. Foto: Ade Sinuadji/JPNN
CARACAS - Presiden Venezuela Hugo Chavez, 58, akan selalu diingat dalam sejarah. Setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya, tokoh kharismatik itu meninggal di rumah sakit militer di pusat Kota Caracas, Venezuela, Selasa lalu (5/3) waktu setempat atau kemarin WIB (6/3).

 

Tidak hanya para Chavistas (julukan buat para pendukung Chavez) yang berduka atas kematian bapak empat anak itu. Jutaan warga di hampir seluruh wilayah Amerika Latin juga berduka. Pemilik nama lengkap Hugo Rafael Chavez Frias itu memang sangat populer di negerinya maupun di kalangan negara-negara tetangganya.

 

Sambil berlinang airmata, warga Venezuela mendatangi Military Hospital Dr Carlos Arvelo, tempat Chavez dirawat dan akhirnya meninggal sepulang dari menjalani operasi di Havana, Kuba, Desember tahun lalu. Massa juga memenuhi memenuhi lapangan di ibu kota sebagai ekspresi duka.

 

Simon Hooper, wartawan yang pernah meliput berbagai berita internasional untuk CNN dan stasiun TV Al Jazeera, punya kesan atas tokoh yang berkuasa sejak 1999 tersebut. Dia pun menulis bahwa dalam banyak kesempatan, Chavez senang membayangkan dirinya terus berkuasa hingga 2021 saat Venezuela merayakan 200 tahun kemerdekaannya.

 

CARACAS - Presiden Venezuela Hugo Chavez, 58, akan selalu diingat dalam sejarah. Setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya, tokoh kharismatik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News