Mengenang Detik-detik Pesawat Merpati Terhempas, Braaak!
"Hanya suara burung dan air terjun yang kami dengar. Selain itu tidak ada. Cuacanya sangat dingin. Setiap hari hujan dan kabut,"cerita Erwin.
Beberapa dari mereka, mengambil botol air mineral dan diisi dengan air rotan untuk minum. "Rasa manis. Tapi sedikit sekali airnya. Kita bertahan dengan itu. Tidak ada makanan,"kata Erwin.
Untuk menggambarkan kondisi para penumpang ketika itu, Erwin mencontohkan tayangan film Ratapan Anak Tiri.
"Sama seperti itu kondisi kami. Tersiksa, lemas," kata Erwin. Dengan kondisi itu, mereka pasrah dan iklhas jika memang harus mati di tengah hutan.
Baik penumpang maun crew pesawat sudah memutuskan tidak ada yang berpisah. Sebab, pengalaman sebelumnya kecelakaan pesawat di kawasan Tinombala, Sulteng, para penumpang tidak ditemukan karena mereka berpisah dan meninggalkan lokasi jatuhnya pesawat.
"Kami sudah dengar kecelakaan itu. Makanya kami tetap bersama,"tandasnya. Sayang, salah satu penumpang Tomy Sako yang sudah berusia 70 tahun saat itu meninggal dunia.
Ia meninggal karena serangan asma dan kedinginan ketika di hutan. "Begitu ada evakasi, kami serasa hidup lagi. Ini celaka mujur. Kami sangat bersyukur,"ucap Erwin.
Sejak itu, Erwin tidak ingin lagi naik pesawat. Mantan Anggota DPRD Kota Gorontalo ini trauma berat.
Para penumpang dan crew pesawat Merpati itu selama hampir sepekan di tengah hutan, mereka tidak makan sama sekali.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri