Mengultimatum Jokowi, BEM SI Disebut Pahlawan Kesiangan

Mengultimatum Jokowi, BEM SI Disebut Pahlawan Kesiangan
Ratusan massa dari BEM SI yang mengelar unjuk rasa di depan gedung KPK, setelah ultimatum yang diberikan kepada Presiden Jokowi tidak digubris, Senin (27/9). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan Safarianshah Zulkarnaen menjelaskan alasannya menyebut Badan Eksekutif Mahasiwa Seluruh Indonesia (BEM SI) sebagai pahlawan kesiangan.

"BEM SI adalah aliansi mahasiswa yang serba terlambat menyikapi keadaan, termasuk TWK KPK, mereka pahlawan kesiangan," kata Safa kepada JPNN.com, Senin (27/9).

Safa menilai gerakan BEM SI ini bisa dimaknai masyarakat sebagai keterlambatan dan kegagalan mahasiswa dalam merespons keadaan.

"Terlebih, pola gerakannya tidak kreatif dan serampangan. Mengirim ultimatum kepada Presiden Jokowi dan bila tidak terpenuhi akan melakukan demonstrasi yang kita lihat sekarang di Gedung KPK," tutur mantan Presiden BEM Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta itu.

Dia juga menyebut BEM SI salah alamat karena melakukan demonstrasi di gedung KPK, bukan di Istana Negara.

"BEM SI pahlawan kesiangan sedang salah alamat dan mempertontonkan bahwa ketulusan gerakan mereka tak seiring dengan semangat kemahasiswaan yang tajam dengan kajian dan perjuangan gerakan yang tepat sasaran," ucap Safa.

Penulis buku berjudul 'Memuji Jokowi' itu bahkan menyebutkan BEM SI bisa demonstrasi di Istana Negara tetapi akan ada kemungkinan aksi tersebut berakhir tanpa solusi.

"Hal ini akan menjadi tontonan berulang setiap kali ada isu apa pun yang ada keterlibatan gerakan BEM SI. Ultimatum, demo, dan genit dengan penguasa," ujar Safa.

Ketua umum HMI cabang Jaksel mengkritik BEM SI yang memberikan ultimatum kepada Presiden Jokowi dan menggelar aksi di depan gedung KPK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News