Mengunjungi Desa di Sigi yang Kena Blender Gempa, Merinding

Mengunjungi Desa di Sigi yang Kena Blender Gempa, Merinding
Salah satu kawasan yang diterjang gempa Sulteng. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, PALU - Sejumlah korban gempa berkumpul di sepanjang jalan menuju Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Masing-masing mereka memegang spanduk dari kardus bekas.

Ridwan Marzuki dan Nurhadi, FAJAR

Tulisan dari spanduk dadakan itu hampir sama isinya, permohonan bantuan. Sejak gempa melanda, Jumat (28/9) hingga Kamis (4/10) kemarin, mereka belum menerima bantuan. Lapar memaksa mereka turun jalan. Berharap iba pengguna jalan.

Di ujung jalan yang sedikit membukit, akses terputus. Gunung lumpur mulai terlihat. Sejajar dengan atap rumah yang masih berdiri di ujung kiri.

Rumah itu kukuh. Beruntung, material menghalangi lumpur menerjangnya. Rumah terlindungi. Namun, rupanya itu baru bagian dasar lumpur. Makin ke dalam, makin tinggi.

Ada dua kampung di sini. Beda kabupaten. Yang lebih banyak dikenal hanya Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Palu. Padahal, daerah arsirannya berbatasan langsung dengan Desa Mpanau, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi itu.

Keduanya hanya dipisah sebuah jalan. Jalan desa. Jalan itu berada di tengah-tengah. Kini, jejak jalanan itu telah tiada. Di sini, topografi berubah. Bagian di atas ke bawah, yang di bawah ke atas. Pergeseran tanah sangat rumit, kacau. Ibarat adonan yang telah di-mixed.

Ada dua akses menuju lokasi terparah bencana Sulteng ini. Ke kiri, masuk ke Mpanau atau ke kanan, masuk ke Petobo. Tak bisa lurus karena lumpur telah memblokade.

Ada sawah yang pindah sampai dua kilometer, bentuknya tidak berubah, masih ada padinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News