Mengunjungi Turki: Tongkat Nabi Musa Ada di Sini!

Mengunjungi Turki: Tongkat Nabi Musa Ada di Sini!
Mengunjungi Turki: Tongkat Nabi Musa Ada di Sini! Foto Choliq Baya/Radar Jember/JPNN.com

Seorang guide lokal bernama Ali Ekinci sudah siap menjemput bersama kendaraan jenis minibus yang sudah disiapkan di parkir pintu kedatangan bandara. Selain Ali yang asli orang Turki, kami juga didampingi Ami, guide asal Indonesia.

Hari pertama di Turki, kami diajak mengelilingi destinasi wisata yang ada di Istanbul. Bekas ibukota Turki ini merupakan kota paling ramai di Eropa. Sebab, jumlah penduduknya sekitar 20 juta jiwa.

Dari Bandara Ataturk, kami berombongan 10 orang yang terdiri dari pimpinan Radar Jawa Pos, diangkut mobil van Mercy menuju Topkapi Palace. Salah satu destinasi wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan.

Istana ini dibangun oleh Sultan Mehmet II setelah berhasil menaklukkan Konstantinopel tahun 1453. Topkapi Palace menjadi pusat pemerintahan sekaligus merupakan kediaman resmi para Sultan Ottoman (Usmani) selama 400 tahun (1465-1856).

Topkapi Palace menjadi museum dan terdiri dari berbagai bangunan yang dibagi dalam beberapa area. Istana Topkapi berubah fungsi menjadi museum pada 1924.

Dalam bahasa Turki, "Topkapi" berarti gerbang meriam. Nama tersebut diambil dari meriam-meriam besar yang ditampilkan di depan gerbang istana. Meriam inilah yang digunakan ketika merebut kota Istanbul yang dahulu dikenal sebagai Konstantinopel.

Setelah membeli tiket yang dikoordinasi pemandu wisata, kami memasuki pintu gerbang istana yang menjulang tinggi. Di atas pintu gerbang itu ada tulisan kaligrafi besar “Laailaha illallah Muhammadur Rasulullah’’. Istana yang total luasnya 699.000 m2 atau seluas 97 stadion sepak bola ini, setiap tahunnya dikunjungi sekitar 39 juta wisatawan.

Karena arealnya cukup luas, kami tidak sampai terlalu detail mengunjungi berbagai sudut istana. Termasuk tidak masuk melihat dapur yang cukup besar. Konon, dapur itu mampu memasak untuk memenuhi makanan 41 ribu orang.

Di antaranya tongkat Nabi Musa yang dipakai membelah laut merah saat dikejar pasukan Raja Firaun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News