Menjilat Matahari, Konser Perpisahan Yockie Suryo Prayogo

Menjilat Matahari, Konser Perpisahan Yockie Suryo Prayogo
Yockie Suryo Prayogo. FOTO: FEDRIK TARIGAN/dok.JAWA POS

jpnn.com - Yockie Suryo Prayogo meninggal dunia di usia 63 tahun, Senin (5/2) pagi. Konser Menjilat Matahari yang digelar pada 11 Oktober 2017 seakan menjadi salam perpisahan sang maestro. Dunia musik tanah air berduka.

JUNEKA S. MUFID-NORA SAMPURNA, Jakarta

Menyebut nama Yockie Suryo Prayogo sama halnya dengan menyebut sederet karya besar dalam sejarah musik Indonesia.

Album Badai Pasti Berlalu (1977) yang dia kerjakan bersama Eros Djarot dan Chrisye merupakan album terbaik Indonesia sepanjang zaman versi Rolling Stone Indonesia (dan juga versi jutaan penikmat musik).

Eros ingat betul, ketika itu, setelah menciptakan lagu-lagu untuk film Badai Pasti Berlalu, dirinya mencari sosok yang cocok untuk mengerjakan aransemen musiknya.

Walau ketika itu Yockie dikenal sebagai rocker, Eros melihat ada sentuhan kreativitas di balik itu yang belum dieksplorasi.

”Saya datang ke rumahnya, kami diskusi. Kita coba eksplor, mengekstrak not-not di wilayah klasik,” tutur Eros, yang ketika dihubungi tadi malam baru mendarat dari Medan.

Yockie, yang kelahiran 14 September 1954, mulanya berangkat dari musik klasik. Namun, jelajah kreativitasnya meluas dengan berbagai genre lain, menjadikan aransemennya kaya akan eksplorasi.

Yockie Suryo Prayogo meninggal dunia. Saat prosesi pemakaman, gerimis berubah menjadi hujan yang deras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News