Mensos: Kebijakan Bansos Beras Ikut Sejahterakan Petani

Mensos: Kebijakan Bansos Beras Ikut Sejahterakan Petani
Mensos Juliari P. Batubara (berbatik merah). Foto: Humas Kemensos

jpnn.com, JAKARTA - Bantuan Sosial Beras (BSB) diluncurkan untuk menggerakkan perekonomian, serta memenuhi kebutuhan pokok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang terdampak pandemi.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara menyatakan, dengan terjadinya distribusi beras dari Gudang Bulog kepada KPM PKH melalui BSB, maka stok beras Bulog berkurang.

Pada saat itulah Bulog berkesempatan menyerap beras dari petani. Dengan demikian, petani dan masyarakat lokal ikut sejahtera.

“Dengan adanya BSB, maka stok beras di Bulog juga bisa terserap atau terdistribusi ke masyarakat. Kemudian dengan berkurangnya stok, Bulog bisa mulai menyerap beras dari petani. Itu artinya petani juga ikut menikmati peningkatan pendapatan,” kata Mensos Juliari, di Jakarta, Jumat (11/9).

Bukan hanya petani, namun semua pihak yang terlibat pada proses produksi tersebut di tingkat lokal juga ikut menikmati pendapatan.

Mulai dari penggilingan padi, buruh angkut beras, penyedia angkutan barang, dan seterusnya.

“Mereka semua ikut “bergerak”. Banyangkan bila stok beras di Bulog tidak tersalurkan ke masyarakat. Inilah efek berantai yang kita semua harapkan akan terjadi. Dengan demikian roda perekonomian ini bisa bergerak sampai level bawah,” kata Mensos.

Kemensos meluncurkan BSB dengan penerima adalah 10 juta KPM PKH. Jumlah bantuan sebanyak 15 kg/KPM/bulan selama 3 (tiga) bulan yakni Agustus s/d Oktober 2020.

Kebijakan bansos beras dilakukan guna menggerakkan perekonomian dan juga menyejahterakan petani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News