Mentan Inspeksi Pengawasan Lalu Lintas Produk Pertanian di Bandara Soeta

Mentan Inspeksi Pengawasan Lalu Lintas Produk Pertanian di Bandara Soeta
Mentan Syahrul Yasin Limpo melukan inspeksi pengawasan hewan dan produknya di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, TANGERANG - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi pengawasan tindakan karantina berupa pemeriksaan pada lalu lintas hewan dan produknya di Bandara Soekarno Hatta, Senin (3/2).

Sejalan dengan informasi dari lembaga kesehatan hewan dunia, OIE bahwa penyakit pernapasan akut korona yang tengah mewabah ini akibat virus novel korona (2019-nCov). Dimana data urutan genetiknya virus ini adalah kerabat dekat CoV lain yang ditemukan beredar di populasi kelelawar Rhinolophus (Kelelawar Horseshoe).

Untuk itu, dipandang perlu dilakukan pengetatan pengawasan terhadap lalulintas sumber hewan (termasuk spesiesnya) yang masuk ke Indonesia agar dapat mengantisipasi potensi dari reservoir hewan dalam penyakit ini.

"Ini yang menjadi perhatian, khususnya bagi jajaran Karantina Pertanian. Untuk terus memantau kondisi terkini dari organisai resmi dan mengantisipasi kesehatan dan keaamanan dari media pembawa hama penyakit baik hewan dan tumbuhan . Pengawasan harus diperkuat,” kata SYL.

Penyakit asal Hewan

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil yang turut mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian menjelaskan bahwa sama halnya seperti Coronavirus (CoV) adalah keluarga virus RNA (asam ribonukleat). Mereka disebut coronavirus karena partikel virus menunjukkan karakteristik 'corona' (mahkota) protein lonjakan di sekitar amplop lipidnya.

Infeksi CoV sering terjadi pada hewan dan manusia. Beberapa strain CoV adalah zoonosis, artinya mereka dapat ditularkan antara hewan dan manusia, tetapi banyak strain tidak zoonosis. Pada manusia, CoV dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (disebabkan oleh MERS-CoV), dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (yang disebabkan oleh SARS-CoV). Investigasi terperinci menunjukkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari musang ke manusia, dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia.

Kasus pneumonia pada manusia yang tidak diketahui penyebabnya dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Dan kemudian, Center for Diseases Control and Prevention (CDC) USA disebut novel corona virus disingkat 2019-nCoV adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang manusia, yang diidentifikasi sebagai virus penyebab oleh otoritas Cina pada 7 Januari 2020.

Sejak itu, kasus manusia dengan sejarah perjalanan ke Wuhan telah dilaporkan oleh beberapa provinsi di Cina dan oleh sejumlah negara di luar China. Hingga hari ini, WHO menyebutkan sudah 25 negara terkena wabah ini.

Mentan melakukan inspeksi pengawasan lalu lintas hewan dan produknya di Bandara Soekarno Hatta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News