Menteri LH Resmikan Pabrik Pupuk Petroganik

Menteri LH Resmikan Pabrik Pupuk Petroganik
PUPUK - Menteri LH Gusti M Hatta saat menandatangani lempeng prasasti peresmian Pabrik Pupuk Petroganik di Bekasi, Sabtu (5/6). Foto: Eddy Adha/JPNN.
Sementara ini, Pemkot Bekasi mengungkapkan baru mampu mengangkut sekitar 500 ton per hari, atau hanya antara 29 hingga 36 persen dari total sampahnya. Artinya, masih banyak yang belum terangkut. Makanya dengan upaya sejak dini, diharapkan pula sampah yang masih tersisa bisa dikelola di lingkungan rumah lebih dulu, sebelum masuk ke TPA. "Sehingga bisa langsung masuk pabrik," paparnya.

Proses pembuatan pupuk ini sendiri bisa digolongkan sebagai perpaduan antara pola tradisional dan modern. Pada awalnya, sampah yang berasal dari pasar dan rumah tangga dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Kemudian sampah organik dicacah dan dikemas, lalu langsung dibawa ke lokasi pabrik. "Selanjutnya dilakukan fermentasi selama 21 hari. Bahan baku yang sudah difermentasi tersebut lalu dikeringkan dan kemudian di-crush," papar salah seorang pengawas pabrik.

Dijelaskan lagi, bersamaan dengan bahan baku lain (kotoran ayam/sapi) sebesar 34 persen, kaptan 15 persen, mixtro 1 persen, serta 50 persen kompos, semuanya lantas dicampur menggunakan mesin mixer. Setelah terjadi campuran, kemudian dilakukan proses granulisasi dan dikeringkan pada mesin rotary dryer. Hasil proses ini lantas didinginkan, serta dilakukan pengayakan pada ukuran 2-5 mm. "Kalau sudah selesai, selanjutnya dikemas dalam karung dengan ukuran 40 kg dengan kode P-170. Produk yang di luar ukuran tersebut mesti diproses ulang," papar sang pengawas pula. (die/jpnn)

BEKASI - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Prof Dr Ir Gusti M Hatta, Sabtu (5/6) sore, secara resmi mengawali pengoperasian Pabrik Pupuk Petroganik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News