Merdi Sihombing Pukau Pencinta Fashion di London, Dhakka, dan Jakarta

Merdi Sihombing Pukau Pencinta Fashion di London, Dhakka, dan Jakarta
London Wave: Sirat, Karya Merdi Sihombing untuk Autumn/Winter 2019 disambut positif di ILFWDA Fashion Week, London. Foto: Dok pribadi

Merdi mengatakan, keikutsertaannya di ILFWDA merupakan rekomendasi dari Jeff Garner yang karya-karya sustainable fashionnya sudah dikenal dunia melalui brand prophetik.

"Koleksi saya kali ini juga mendapatkan dukungan dari Lenzing Indonesia, PT South Pacific Viscose, produsen benang ramah lingkungan, yakni Lyocell A 100 yang kemudian diberi pewarna alam sebelum ditenun menjadi kain-kain indah oleh perempuan-perempuan penenun di berbagai pelosok terpencil di Indonesia,” kata Merdi pekan lalu.

Tema Sirat diangkat Merdi sebagai sajian utamanya. Sirat adalah produk anyaman benang yang dikerjakan dengan teknik table weaving.

Helai demi helai sirat yang berbentuk seperti pita itu dijahit menjadi satu hingga membentuk gaun panjang, jumpsuit maupun long coat yang diberi aksentuasi manik metal spike.

Merdi mengatakan, sirat biasanya digunakan sebagai hiasan kepala saat ritual adat. Bentuknya menyerupai pita sepanjang satu meter dengan lebar 5-7 sentimeter.

“Sirat biasanya terdiri atas tiga warna yang melambangkan dunia dengan komposisi warna putih di atas, merah di tengah dan hitam di bawah. Motif ini disebut dengan istilah sacred geometry,” kata Merdi.

Merdi juga menyuguhkan koleksi klasik tenun ikat hitam putih dan sejumlah koleksi dari kain yang diproduksi di Umapura Alor.

“Tahun lalu saya melakukan community development di pulau yang hanya punya satu sumber mata air bersih itu. Hutan-hutan di sana masih dijaga ketat oleh masyarakat. Sebab, dari hutan itulah mereka mendapatkan perwarna alam,” imbuh Merdi.

Desainer kondang Merdi Sihombing menyikapi isu tentang limbah tekstil dengan melakukan berbagai aksi nyata untuk melakukan re-thinking fashion.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News