Misbakhun: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Jadi Kunci Menaikkan Ekonomi

Misbakhun: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Jadi Kunci Menaikkan Ekonomi
Mukhamad Misbakhun. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan, konsumsi rumah tangga adalah kunci supaya Indonesia terlepas dari jerat pertumbuhan ekonomi atau product domestic bruto (PDB). Terlebih lagi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PBD Kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau -5,32 persen.

Misbakhun mengatakan pemerintah harus memastikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sejalan dengan kondisi riil kebutuhan di lapangan.

Berbicara dalam diskusi "Ancaman Resesi Ekonomi dan Solusinya", di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/8), Misbakhun mengingatkan kebijakan harus kembali kepada dengan fakta dan data yang ada.

Berdasar data BPS yang dipublikasikan kemarin (5/8), faktor utama yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi adalah menurunnya konsumsi rumah tangga.

Dari struktur penyusun PDB, 57 persennya adalah konsumsi rumah tangga. Terbukti, kata dia, seperti disampaikan BPS, penurunan konsumsi rumah tangga 5,51 persen pada Triwulan II 2020 menjadi salah satu penyebab utama menurunnya PDB -5,32 persen.

Pemerintah memang telah mengeluarkan program bantuan sosial kepada masyarakat dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan. Namun data terbaru BPS membuktikan hal itu tidak cukup. Sebab program tersebut hanya membantu kalangan sangat miskin saja, padahal masyarakat terdiri dari berbagai kelompok sosial ekonomi.

"Ada pembebasan listrik, PPh dan sebagainya, ini kan untuk kelompok pekerja tertentu yang tidak menyangkut keseluruhan. Mana untuk kelompok kelas menengah rentan yang berpenghasilan antara Rp 5 juta, Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 20 juta ini? Sementara tidak ada program pemerintah yang berkaitan dan membantu mereka," kata Misbakhun.

Politikus Partai Golkar itu mengaku sudah sejak awal memberikan usulan kepada pemerintah. Misalnya, soal tarif listrik yang perlu dibebaskan. Jangan cuma berhenti di pelanggan 450 VA dan 900 VA. Konsumsi rumah tangga akan meningkat bila dibebaskan hingga pelanggan 1300 VA, 1600 VA bahkan 2300 VA.

Menurut Misbakhun, konsumsi rumah tangga adalah kunci supaya Indonesia terlepas dari jerat pertumbuhan ekonomi atau product domestic bruto (PDB).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News