Tiongkok dan AS Bersitegang di Laut China Selatan, Moeldoko Beber Langkah Indonesia
Mantan menteri pertahanan tu menjelaskan, Tiongkok dan AS juga memperebutkan sumber daya energi di Lait China Selatan.
“Kita tak terlibat namun ada lapangan gas terbesar di wilayah tersebut yang menjadi perhatian kita. Perlu ada prinsip diplomasi dalam menghadapi isu geopolitik di kawasan Laut China Selatan,” ujar Purnomo.
Menurut Purnomo, kekuatan diplomasi Indonesia mengenai wilayah Natuna sempat terhenti karena pandemi COVID-19. Pembicaraan yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun tidak bisa dilanjutkan, meski dilakukan secara virtual.
“Pembicaraan diplomasi ini lebih diinginkan secara tatap muka, kita berharap dapat ditindaklanjuti," ujar mantan menteri ESDM itu.
Sementara mantan Menteri Perdagangan dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Federasi Micronesia Muhammad Lutfi mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia akan sangat pesat terjadi di negara berkembang.
Terkait hal tersebut, menurut Lutfi, penguasaan sumber daya alam akan menjadi pertarungan. Penguasaan teknologi yang saat ini sedang ditingkatkan China akan memperkuat
Menurut dia, AS memantau negara-negara yang menerapkan demokrasi, menjunjung hukum dan kebebasan untuk berpendapat, salah satunya Indonesia.
“Kita menjadi calon sahabat sejati di masa depan. Kenapa? Karena kriteria itu ada di Indonesia. Ada kepentingan AS, Indonesia punya situasi yang unik di Laut China Selatan," ujar Lutfi.
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko membeberkan langkah Indonesia, terkait sengketa di Laut China Selatan.
- KSP Inisiasi Gerakan Anak Muda Jaga Keberlanjutan Legasi Jokowi
- Menpora Dito Luncurkan Forum IFN untuk Menyambut Indonesia Emas 2045
- Beijing Peringatkan Amerika Tidak Ikut Campur Konflik Laut China Selatan
- ASEAN & Australia Bahas Laut China Selatan, Tiongkok Sampaikan Peringatan
- AHY dan Moeldoko Akhirnya Berjabat Tangan, Ada Peran Jokowi
- Indonesia Tekankan Pentingnya Iptek dan Inovasi untuk Mencapai SDGs 2 Tanpa Kelaparan