Muslim Nge-Friend di Era Strawberry Generation

Muslim Nge-Friend di Era Strawberry Generation
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Humas DPR

Dalam konteks ini, radikalisme jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan radikalisme adalah musuh bebuyutan Pancasila. Radikalisme sangat mencederai nilai-nilai karakter kebangsaan kita. Maka, radikalisme harus kita lawan. Caranya, bumikan Pancasila di ruang publik. Pancasila harus hadir di mana-mana; Pancasila harus menjadi ruh dan sekaligus dasar/pijakan dalam setiap penyelenggaraan negara, termasuk dalam penegakkan hukum.

Dalam buku Kaum Muda Muslim Milenial (Chaider S. Bamualim, eds.,Jakarta: PPIM-UIN Jakarta,2018), “Menegaskan bahwa kuatnya pelembagaan sistem norma Pancasila dalam perilaku dan keperibadian kaum muda Muslim menjadikan mereka moderat dalam beragama, meskipun gencarnya kampanye radikalisme dan ekstremisme.” Artinya, berdasarkan buku yang merupakan hasil riset kualitatif itu, Pancasila terbukti bisa menangkal radikalisme jika dihayati dan dilembagakan secara konkret dalam kehidupan publik.

Dengan demikian, membumikan Pancasila merupakan strategi kebudayaan untuk menangkal, mencegah, dan melawan radikalisme, termasuk di kampus. Sayangnya, Pancasila itu sendiri tidak begitu akrab dan dekat di hati anak-anak muda. Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai luhur Islam dan Pancasila (Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemodernan) secara efektif dan menyenangkan lewat media-media kreatif di kalangan anak-anak muda kampus menjadi sangat penting dan mendesak. (*/jpnn)


Menangkal kenyataan fenomena pemahaman keagaman yang eksklusif dan cenderung radikal di dunia pendidikan, salah satunya dengan kembali membumikan Pancasila.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News