Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya

Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya
Fransiskus Xaverius Ong (45), Margareth Yentin Liana SE (43), Raffael Fransiskus (18), Kathlyn Fransiskus (11). Foto: Istimewa

Para pekerja inti mengontrak rumah miIik Heri Susanto di Desa Batu Putih. Tapi sejak Rabu pagi, mereka telah pulang ke Palembang karena mendengar Frans bunuh diri. “Padahal saya berharap banyak dengan adanya usaha ini bisa mensejahterakan masyarakat di sini,” tandas Medi.

Heri, pemilik rumah yang disewa untuk para pekerja inti pabrik membenarkan kepulangan beberapa tangan kanan Frans ke Palembang. “Mereka bilang di telepon bos, ada meeting mendadak,” ucapnya saat ditemui di kantor Desa Batu Putih. Rumah miliknya itu dikontrak empat bulan. Baru jalan dua bulan.

Salah seorang pekerja pabrik, Ali Kasim, warga Desa Sukamaju mengatakan, dia dan teman-temannya diajak bekerja di sana sejak kurang lebih dua bulan lalu. “Sehari-hari buat batu bata Pak,” jelasnya. Dalam sehari sebagai penggali tanah dan pabrik dia dibayar Rp100 ribu.

“Gaji kami dibayarkan mingguan. Ini sudah jalan lima minggu,” katanya. Gaji mereka dibayarkan melalui Budi atau Nanang. Dia belum pernah ketemu dengan Frans, bos usaha itu.

Terpisah, Ujang, orang kepercayaan Frans yang ditugasi mengawasi operasional pabrik mengungkapkan, ada banyak usaha yang sudah digeluti bosnya. Mulai dari bisnis komputer, desain grafis, desain interior hingga pabrik clay.

Untuk komputer, sudah tidak terbilang berapa banyak komputer di sejumlah institusi yang dipasoknya. Baik itu lembaga pendidikan maupun pemerintahan.

“Salah satunya ke Polsri (Politeknik Negeri Sriwijaya). Pegawai di sana pasti kenal karena bos royal. Baik dengan semua. Dari security sampai tukang sapu,” ujarnya, saat menunggu proses kremasi jenazah Frans sekeluarga di Krematorium Sampurna, Talang Kerikil Palembang, kemarin.

Sedangkan untuk usaha desain interior, diakuinya sudah puluhan perusahaan baik skala kecil maupun besar, pakai jasa Frans. Soal harga, bisa nego. “Yang penting bagi bos, kerjaan dapat. Hasilnya dinilai baik oleh pengguna jasa,” kata Ujang.

Fransiskus Xaverius Ong alias Frans yang menembak kepala sendiri dan anak istrinya, meninggalkan sejumlah bisnis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News