Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya

Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya
Fransiskus Xaverius Ong (45), Margareth Yentin Liana SE (43), Raffael Fransiskus (18), Kathlyn Fransiskus (11). Foto: Istimewa

Sedang untuk pabrik clay di Baturaja, Frans setahunya sudah investasi Rp8 miliar-Rp10 miliar.

Baik untuk pembelian lahan seluas 1,5 hektare, pengerukan dan pemadatan lahan ataupun membeli peralatan serta pembangunan pabrik. “Lokasi pabrik dipilih di Baturaja karena harga tanah di Palembang ini sangat mahal,” jelas Ujang.

Di pabrik itu, tanah liat diolah jadi batu bata, keramik dan lainnya. Target produksi seminggu 50 ton. Saat ini, setengah hari bisa produksi 5 ton. ”Memang katanya ada rencana kerja sama Pusri. Tapi ini bos meninggal. Tidak tahu nasib kami ke depan. Belum tahu, pemegang saham mau meneruskan atau tidak,” tuturnya.

Ujang mengaku tidak tahu menahu soal kontrak kerja berbagai usaha milik Frans, termasuk pabrik clay dan tambang tanah liat di Baturaja. “Tadi (kemarin) ada temannya, rekanan bos, yang tanya itu. Mana saya tahu. Kami ini paling disuruh bos antar ke sana orang-orang yang dituju. Tapi untuk kontrak, bos sendiri yang buat,” pungkasnya.

Terpisah, Kabag Humas PT Pusri, Rustam Efendy menegaskan, tidak ada hubungan kerja sama antara Pusri dengan pengusaha bernama FX Ong yang punya pabrik pengolahan clay. “Memang sempat ada omongan mau jadi rekanan, tapi baru sebatas rencana melalui pihak ketiga. Tapi, sampai saat ini belum ada selembar berkas pun yang masuk dan kami terima,” bebernya.

Sekadar diketahui. Korban Frans, pengusaha yang awalnya berkecimpung di bidang jual beli komputer dan spare part-nya. Diberi nama Interdata di kawasan Jl Dempo. Namun akibat terpaan krisis monoter 1998, bisnis itu gulung tikar.

Lalu 2000-an, Frans kembali merintis usaha serupa di Jl Dr M Isa. Bisnisnya juga gagal. Belakangan dirikan CV Frantincom, dengan kantor memanfaatkan ruang depan rumahnya. Usaha ini maju pesat. Salah satunya, itu tadi. Bangun pabrik clay di perbatasan Baturaja-Muara Dua.

Informasi yang dihimpun Sumatera Ekspres, Frans tidak sendiri membangun bisnis barunya ini. Ada investor atau founder dari Jakarta yang menjadi donatur utama. Biaya yang sudah ditanamkan sang founder mencapai Rp50 miliar. Belum lagi, investor lain yang nilainya beragam.

Fransiskus Xaverius Ong alias Frans yang menembak kepala sendiri dan anak istrinya, meninggalkan sejumlah bisnis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News