NU Harus Berubah

NU Harus Berubah
NU Harus Berubah
Sementara itu, Jadul Maula menyoroti cerminan dua tokoh NU, yakni Hasyim Asyari dan Wahid Hasyim. Menurut Jadul, Tulisan dan pemikiran Hasyim Asyarai tentang Ahlussunnah wal Jamaah bagi keum muda saat ini mungkin dianggap konservativ. Namun, pada zamannya, pemikiran tersebut sangat luar biasa. "Awalnya memang ditujukan untuk melawan kolonialisme," terangnya.

Hasyim Asyari dan Wahid Hasyim, lanjut Jadul, merupakan dua sosok yang memiliki peran unik. "Hasyim Asyari adalah penjaga kemurnian ideologi NU. Sedangkan, Wahid Hasyim merupakan sosok yang punya kekuatan pembaharuan dalam NU," terangnya. Kombinasi keduanya menjadikan NU organisasi yang besar.

 

"Kombinasi keduanya inilah yang saat ini hilang dari tubuh NU," katanya. Tidak ada sosok panutan yang bisa menjaga kemurnian dan menjadi pembaharu NU. Sederhananya, pembenahan yang harus dilakukan adalah pembenahan jati diri. Jika tidak, maka masyarakat akan mudah dijajah oleh pihak lain.

Yusuf Khudlori saat memaparkan pemikirannya lebih banyak berupa sindiran. "Dulu NU lebih banyak temani masyarakat. Sekarang, NU lebih suka menemani pejabat," ujarnya. pernyataan tersebut disambut riuh tepuk tangan para audiens yang hadir dalam sarasehan tersebut.

SURABAYA -- Rahasia kekuatan Nahdatul Ulama (NU) ada pada Ideologi, jaringan, dan kaderiasi. Hal tersebut terungkap dalam Sarasehan Intelektual Muda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News