Obama Copot Panglima Perang Afghanistan
Buah Wawancara Kontroversial
Jumat, 25 Juni 2010 – 14:51 WIB
WASHINGTON - Gara-gara wawancara dengan majalah Rolling Stone, karir militer Jenderal Stanley McChrystal berakhir. Rabu waktu setempat (23/6), Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memecat panglima perang Afghanistan sekaligus komandan Pasukan Pembantu Keamanan Internasional (ISAF)-NATO tersebut. Dalam kesempatan itu, Obama juga mengapresiasi karir cemerlang dan prestasi McChrystal dalam militer. Tapi, dia juga menyayangkan komentar jenderal 55 tahun itu dalam wawancara eksklusifnya dengan majalah Rolling Stone. "Apa yang dia ungkapkan dalam artikel tersebut sama sekali tidak menunjukkan kualitas seorang panglima," sesal panglima tertinggi militer AS itu, seperti dikutip Associated Press.
Sebagai ganti McChrystal, Obama menunjuk Jenderal David Petraeus. Sampai 16 September 2008 lalu, jenderal 58 itu menjabat sebagai panglima perang AS di Iraq. "(Urusan) Perang jauh lebih penting daripada (kepentingan) satu orang pria atau wanita. Baik itu prajurit, jenderal atau presiden sekalipun," papar pemimpin 48 tahun itu seperti dilansir Agence France-Presse kemarin (24/6).
Baca Juga:
Obama menegaskan bahwa keputusan berat itu terpaksa dia ambil demi integritas militer AS. Dia juga mengimbau semua pihak menarik pelajaran berharga dari kasus McChrsytal tersebut. "Pemerintah tidak akan memberikan celah bagi perpecahan atau pun kepicikan semacam ini (seperti yang dilakukan McChrystal, Red) dalam tim keamanan nasional AS," lanjut presiden ke-44 AS itu.
Baca Juga:
WASHINGTON - Gara-gara wawancara dengan majalah Rolling Stone, karir militer Jenderal Stanley McChrystal berakhir. Rabu waktu setempat (23/6), Presiden
BERITA TERKAIT
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia
- WNI di Taiwan Diminta Waspadai Gempa Susulan
- Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%