Oh, Ternyata Ini Penyebab Sulit Mengungkap Aliran Dana Terorisme

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mensinyalir modus pengumpulan dana untuk kegiatan terorisme terus berkembang.
Menurut Ketua Kelompok Hubungan Masyarakat PPATK M. Natsir Kongah, pihaknya mencatat setidaknya telah tiga kali terjadi perubahan modus pengumpulan dana dalam tujuh tahun terakhir.
Pada 2015 sumber pendanaan pelaku terorisme umumnya berasal dari perdagangan, tindak kriminal dan menggunakan sistem pembayaran secara elektronik.
Kemudian pada 2019 kelompok terorisme mempunyai sumber pendanaan secara mandiri atau self funding.
Sementara dari 2021 hingga saat ini, sumber pendanaan terorisme berasal dari sponsor baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat.
"Jadi, modus pengumpulan dana (untuk kegiatan terorisme) terus berkembang," ujar M. Natsir Kongah, dalam sesi diskusi 'Menyoal Donatur Teroris' yang digelar Jakarta Journalist Center (JJC), Rabu (25/5).
Menurutnya, pola pendanaan terorisme banyak dilakukan lewat transaksi tunai.
Hal ini membuat PAPTK masih kesulitan untuk mengungkap aliran dana yang ada.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut hal ini salah satu penyebab sulitnya mengungkap aliran dana terorisme.
- Temuan PPATK Mengejutkan, Densus 88 Langsung Bergerak, ACT Makin Suram
- Begini Reaksi Presiden ACT Saat Ditanya Aliran Dana ke Kelompok Al Qaeda
- PPATK Sebut Uang Donasi Diputar untuk Bisnis, ACT: Momentumnya Kurang Pas
- Ini Alasan PPATK Baru Blokir 60 Rekening Milik ACT
- ACT Tidak Tahu Rekening Diblokir PPATK, Bakal Layangkan Surat
- Mau Tahu Indikasi ACT Kirim Dana ke Teroris? Silakan Simak Temuan PPATK