Oman Fathurahman, Peneliti Manuskrip Kuno Islam Pertama di Indonesia
Terpincut Naskah Keramat, Ternyata Catatan Utang Raja
Rabu, 27 Juli 2011 – 10:01 WIB
Ayah Fadli Husnul Rahman, 14; Alif Al Faini Rahman, 11; dan Ziddane Asykura Rahman, 7, itu menuturkan, dirinya tidak mengalami persoalan jika naskah-naskah kuno tersebut ditulis dalam bahasa Arab. Sebab, dirinya adalah lulusan Bahasa dan Sastra Arab UIN. "Tapi, jika ditulis dengan huruf-huruf adat, saya perlu bantuan," ungkap suami Husnayah al Hudayah tersebut. Dalam kasus itu, dia harus meminta bantuan mahasiswa yang tersebar di penjuru tanah air.
Oman merupakan ahli filologi (ilmu yang mempelajari naskah kuno) spesialis naskah agama Islam pertama di Indonesia. Karirnya sebagai peneliti dan dosen filologi datang begitu saja. Sama sekali tidak direncanakan.
Dia mengungkapkan, selama kuliah S-1 di jurusan bahasa dan sastra Arab, tidak terbayang dirinya akan bergelut dalam dunia manuskrip kuno. Sebab, profesi tersebut benar-benar asing bagi dirinya.
Tapi, nasib berkata lain. Beberapa saat setelah diwisuda pada 1994, Oman ditawari salah seorang dosennya, Prof Nabilah Lubis, untuk masuk menjadi tim penyusun sebuah buku. Waktu itu, dia mendapat tawaran untuk mentranskrip manuskrip kuno dari Makassar. Judul buku kuno itu adalah Zubdatul Asrar karya Syekh Yusuf Al Makassari yang dibuat pada abad ke-17.
Tak banyak ahli filologi (ilmu yang mempelajari manuskrip kuno) spesialis agama Islam. Orang Indonesia pertama yang menekuninya adalah Oman Fathurahman,
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri