Omzet Pedagang Pasar Tergerus, APPSI: Pemerintah Harus Jadi Aggregator

Omzet Pedagang Pasar Tergerus, APPSI: Pemerintah Harus Jadi Aggregator
Sejumlah pedagang di pasar Mayestik, Jakarta Selatan mengeluhkan harga cabai rawit yang melambung tinggi akhir-akhir ini. Ilustrasi. Pasar: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pedagang cabai dan bawang mengeluhkan penjualan barang dagangannya menurun.

Pasalnya kenaikan harga membuat konsumen enggan untuk berbelanja banyak.

"Harga cabai dan bawang naik, enggak ada yang beli, jadi susah dapat duit. Padahal apa-apa perlu biaya, anak sekolah beli seragam ada biaya, bayar kontrakan juga susah, buat sewa lapak di gedung pasar juga berat," tutur Wati.

Sebagai pedagang pasar yang telah berjualan lebih dari 20 tahun, Wati berharap agar kondisi ini bisa secepatnya pulih dan pemerintah dapat memberikan solusi.

"Harapannya yang penting kita bisa balik modal, harga jangan sampai mahal sekali karena kalau begini kami ambil modalnya juga susah," ungkap Wati.

Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tergerusnya omzet pedagang pasar.

Menurut Mujiburrohman ketidakstabilan harga-harga barang pokok dan barang konsumsi masyarakat perlu ditekan, supaya tidak berimbas ke rantai distribusi, terutama ke mata pencaharian pedagang pasar.

Berdasarkan data APPSI, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng, sayuran, telur, cabai, bawang merah, gula, dan rokok.

Berdasarkan data APPSI, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng, sayuran, telur, cabai, bawang merah, gula, dan rokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News