Open House Tak Perlu Beri Uang

Open House Tak Perlu Beri Uang
Open House Tak Perlu Beri Uang
BEKASI - Tokoh tunanetra Indonesia Dr. Saharuddin Daming menyesalkan targedi tewasnya Joni Malela dalam antrean Open House di Istana Negara, Jumat (10/9) kemarin. Menurut mantan pengacara yang juga penyandang tunanetra ini, pemberian uang saku sebesar Rp 250 ribu pada acara open house istana telah menjadi magnet tersendiri bagi penyandang tuna netra.

"Saya menyesalkan dan berbela sungkawa atas peristiwa itu," kata Saharuddin. Untuk itu, Saharuddin meminta agar pemerintah mengkaji ulang acara open house di Istana. Menurunya, perlu ada model lain dalam memberikan bantuan terhadap tunantra. "Harus dipikirkan bagaimana bantuan itu mempertimbangkan martabat dengan murin silaturahmi, namu tetap menjamin keamanan bagi tunantra itu," ujarnya.

Saharuddin berpendapat, memberikan uang saat silaturahmi tidak perlu dilakukan. "Kalau memang mau memberikan bantuan kepada orang cacat, sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih terhormat," Saharuddin menegaskan.

Apa yang terjadi saat ini, lanjut Saharuddin, Presiden seperti tengah menciptakan gula untuk semut-semut. Karena, pemberian uang sebesar Rp 300 ribu akhirnya memancing kaum cacat untuk mendatangi acara tersebut. "Niat Presiden memberikan uang saku untuk orang cacat dan jompo sebenarnya baik. Namun, niat itu kemudian dimaknai lain oleh sebagian besar masyarakat," ujarnya.

BEKASI - Tokoh tunanetra Indonesia Dr. Saharuddin Daming menyesalkan targedi tewasnya Joni Malela dalam antrean Open House di Istana Negara, Jumat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News