Open House Tak Perlu Beri Uang

"Saya menyesalkan dan berbela sungkawa atas peristiwa itu," kata Saharuddin. Untuk itu, Saharuddin meminta agar pemerintah mengkaji ulang acara open house di Istana. Menurunya, perlu ada model lain dalam memberikan bantuan terhadap tunantra. "Harus dipikirkan bagaimana bantuan itu mempertimbangkan martabat dengan murin silaturahmi, namu tetap menjamin keamanan bagi tunantra itu," ujarnya.
Saharuddin berpendapat, memberikan uang saat silaturahmi tidak perlu dilakukan. "Kalau memang mau memberikan bantuan kepada orang cacat, sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih terhormat," Saharuddin menegaskan.
Apa yang terjadi saat ini, lanjut Saharuddin, Presiden seperti tengah menciptakan gula untuk semut-semut. Karena, pemberian uang sebesar Rp 300 ribu akhirnya memancing kaum cacat untuk mendatangi acara tersebut. "Niat Presiden memberikan uang saku untuk orang cacat dan jompo sebenarnya baik. Namun, niat itu kemudian dimaknai lain oleh sebagian besar masyarakat," ujarnya.