Ormas Keras, Pemerintah Loyo

Ormas Keras, Pemerintah Loyo
Aksi menuntut adanya jaminan kebebasan beragama di bundaran HI, September 2010. Foto: Dok.JPPhoto
JAKARTA -- Meski Natal tanpa teror, sejumlah pihak masih memprihatinkan kekerasan berlabel kelompok agama yang masih saja terjadi di Indonesia. Laporan Setara Institute mengungkapkan, tahun ini terjadi lonjakan kekerasan khususnya terhadap jemaat Kristiani. Angka kasus kekerasan tahun 2010 sudah melampaui tahun-tahun sebelumnya. Data dari Januari sampai Juli 2010, sudah terjadi 28 kasus kekerasan terhadap umat Kristiani di Indonesia.

Kekerasan itu meliputi penyegelan dan penolakan pendirian gereja, ancaman hingga penutupan gereja secara paksa serta penghentian paksa kegiatan ibadah. Jumlah kekerasan ini melampaui yang terjadi pada tahun 2008-2009 yang angka nya tak lebih dari 20 kasus. Pelakunya beragam, yang terbanyak dilakukan oleh pemerintah daerah, disusul kelompok massa, warga dan ormas yang mengatasnamakan Islam.

Jumlah ini jauh melampaui peristiwa yang terjadi pada tahun 2008 (18 peristiwa) dan tahun 2009 (19 peristiwa). Dari 28 peristiwa itu, kebebasan yang diserang adalah hak untuk bebas beribadah dan hak untuk mendirikan rumah ibadah.

Peristiwa terbanyak terjadi pada bulan Januari (delapan peristiwa), Juni (tujuh peristiwa), dan Februari (lima peristiwa). Data Setara Institute menunjukkan, kasus terbanyak penyerangan gereja terjadi di wilayah Jawa Barat (16 peristiwa), disusul Jakarta (enam peristiwa), Sumatera Utara (dua peristiwa), serta di Riau, Jawa Tengah, dan Lampung masing-masing satu peristiwa.

JAKARTA -- Meski Natal tanpa teror, sejumlah pihak masih memprihatinkan kekerasan berlabel kelompok agama yang masih saja terjadi di Indonesia. Laporan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News