Pamela Kosin, Komposer Musik Klasik Masa Depan

Pamela Kosin, Komposer Musik Klasik Masa Depan
Pamela Kosin di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (28/11). Foto: Dedi Yondra/JPNN

Kemudian melanjutkan pendidikan di Berklee College of Music yang menjadi awal kegemilangan kariernya sebagai komposer. "Saat kuliah di sana, aku mulai coba compose musik klasik," ujarnya.

Keterlibatan Pam di berbagai pentas musikal di Amerika Serikat telah dimulai sejak 2010 kala berkuliah di Savannah College of Art and Design, Georgia. Dia pernah mendukung pementasan musical Grease, Houdini, Titanic, Spring Awakening, Into the Woods, Fire and Ice, Pump up the Jam hingga Silver Screen Serenade.

Berbagai karya juga lahir dari tangan dingin Pam selama berada di sana. Proyek musik terbarunya yang paling mencuri perhatian adalah menciptakan komposisi perkusi bertajuk 'Cenderawasih: A Dance in Paradise'. Komposisi yang telah ditampilkan oleh duo perkusi asal New York City, Amerika Serikat, Membranophon itu punya keunikan yang menuai banyak pujian.

"Waktu itu aku pengin buatin kompisisi buat Membranophon. Jadinya aku buat komposisi yang terinspirasi dari gerakan Tari Cenderawasih asal Bali. Tarinya pertama kali lihat lewat YouTube. Sekalian mengenalkan musik asli Indonesia," imbuh Pam.

Dalam menciptakan komposisi Cenderawasih: A Dance in Paradise, Pam melakukan banyak riset mendalam. Termasuk bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology Gamelan Ensemble. Pam tekun mencatat segala irama yang dihasilkan oleh para pemain gamelan bule tersebut dan mengambil pola irama dari Tari Cenderawasih yang kemudian dipadukan dengan irama-irama modern.

"Bikinnya cukup sulit, karena gamelan itu instrumen musik yang bernada, tapi komposisi ini konsep perkusi yang tidak bernada, namun sepenuhnya mengandalkan irama," ceritanya.

Komposisi milik Pam telah dipentaskan di beberapa venue prestisius di berbagai belahan dunia oleh Membranophon. Mulai dari Staller Center of Arts (New York), Jordan Hall (Boston), Royal Conservatoire The Hague (Belanda) hingga di International Luxembourg International Percussion Festival di Luxembourg.

Tidak hanya itu, komposisi Pam ini juga menuai pujian dari gurunya, Dennis LeClaire, seorang profesor musik dari Berklee College of Music yang telah mengajar di sana selama lebih dari 50 tahun. Dia meniali komposisi perkusi Pam inovatif dengan menafsirkan pola ritme gamelan dalam pendekatan Messiaenik. "Jadi dosen aku bilang ini sangat unik," ceritanya.

Pamela Kosin telah membuktikan kebisaannya sebagai komposer musik klasik di mata dunia dengan berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News