PAN Turut Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan, Zulhas Kecam Penggunaan Gas Air Mata
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyebut peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10), sebagai tragedi olahraga terbesar yang terjadi di Indonesia.
“Ini tragedi kemanusiaan. Pukulan telak untuk kita semua. Hari yang kelam dalam sejarah olahraga Indonesia. Saya dan keluarga besar PAN berduka yang mendalam atas jatuhnya korban sementara lebih dari 153 korban jiwa," ucapnya.
Menteri Perdagangan RI itu juga menyoroti penyelenggaraan Liga 1 yang menurutnya harus dievaluasi kembali.
“Saya minta agar dihentikan sementara, dievaluasi besar-besaran. satu nyawa saja sangat berharga, ini lebih dari 153 korban jiwa sementara, sepakbola tidak setara dengan berharganya nyawa rakyat Indonesia. Tolong dievaluasi menyeluruh," serunya.
Menurutnya, kisruh yang terjadi di lapangan pascapertandingan diperburuk oleh penanganan keamanan oleh aparat kepolisian. Penembakan gas air mata ke arah tribun penonton dianggap menyalahi prosedur yang telah ditetapkan FIFA.
“Semua yang bersalah harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Usut sampai tuntas. Apalagi ada indikasi pelanggaran prosedur. Panpel, PSSI, aparat kepolisian, semua pihak harus diusut sampai tuntas. Ini tragedi kemanusiaan. Tidak semestinya terjadi," cetus pria yang karib disapa Zulhas ini.
Pada kesempatan yang sama Zulhas juga mengimbau agar semua pihak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa nahas ini.
Zulhas mengatakan olahraga itu untuk membangun sportivitas, solidaritas, persatuan. Ini semangatnya.
Menurut Zulhas peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang ini merupakan tragedi olahraga terbesar yang terjadi di Indonesia.
- PB KAMI Mendesak Kemendag Cabut Izin Perusahaan Pembuat Oli Palsu
- Mahasiswa Jadi Korban TPPO Berkedok Magang di Jerman, Prof Zainuddin Soroti Lemahnya Pengawasan
- Deinas Geley Dukung Zulhas Untuk Tindak SPBU Nakal
- Ada Aktivitas Penting di Rumah Prabowo Malam Ini, Pembagian Kursi Menteri?
- Indonesia Harus Antisipasi Aturan Bebas Deforestasi di Uni Eropa
- Bukan PDIP, Golkar atau Gerindra yang Berjaya di Wilayah ini