Pasar Luar Negeri Tertarik Produk Riset Indonesia

Pasar Luar Negeri Tertarik Produk Riset Indonesia
Direktur Lembaga Litbang Kemenristekdikti Kemal Prihatman. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Produk - produk riset dan inovasi Pusat Unggulan Iptek (PUI) mampu menarik minat pasar luar negeri. Itu dibuktikan saat pelaksanaan Indonesia Innovation Day (Indonesia ID) di Kobe University, Jepang baru-baru ini.

Direktur Lembaga Litbang Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Kemal Prihatman mengatakan IID 2018 di Kobe ini diikuti berbagai institusi litbang PUI. Tercatat 49 inventor berangkat ke Jepang dengan membawa 41 produk dari 7 bidang seperti pangan pertanian, energi, kesehatan, maritim, Teknologi Informasi dan Komunikasi, material maju, dan sosial budaya.

"Melalui Indonesia ID 2018 diharapkan bisa meningkatkan ketertarikan pihak asing terhadap investasi riset di Indonesia, membuka jalan untuk kolaborasi riset maupun industri negara Indonesia di lingkungan internasional, serta peluang lainnya yang mendukung peningkatan pemanfaatan hasil produk berbasis riset di Indonesia," terang Kemal di Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Kamis (1/11).

Pelaksanaan Indonesia ID 2018 juga merupakan salah satu agenda kerja sama internasional dengan pihak Jepang dalam memeriahkan Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang – Indonesia.

Terdapat 10 produk inovatif yang dipresentasikan dalam agenda Indonesia ID 2018. Produk tersebut dipilih berdasarkan kriteria keunggulan berbasis akar budaya Indonesia dan mencerminkan produk biodiversitas yang dimiliki Indonesia. Di samping kriteria potensi kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Jepang.

Produk yang dipresentasikan meliputi Ringkel Background Batik dan Kerajinan Kayu dengan Ornamen Batik (PUI Batik dan Kerajinan, Balai Besar Kerajinan dan Batik, Kementerian Perindustrian), Organic Noni Juice (PUI Industri Agro, Balai Besar Industri Agro, Kementerian Perindustrian), Varietas Baru Nanas PK-1 (PUI PT Hortikultura Tropika, Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Institut Pertanian Bogor), Roselindo Tea (PUI Tanaman Serat, Balai Penelitian Tanaman Serat dan Tanaman Pemanis, Kementerian Pertanian).

Kemudian BioMush (PUI Sumberdaya Mikroorganisme Nasional, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Gamboeng Green Tea Powder (PUI Teh dan Kina, Pusat Penelitian Teh dan Kina, PT. Riset Perkebunan Nusantara), SITOMO: Accoustic Tomography for Ocean Monitoring System (PUI Teknologi Akuntansi Sumber Daya Alam, Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).

Selain itu, ReDaNo: Regional Data Node for Earth Monitoring (PUI Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).

Direktur Lembaga Litbang Kemenristekdikti Kemal Prihatman menyebut pasar luar negeri tertarik produk riset Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News