Pelaku Usaha Beber Dampak Negatif Kegaduhan Politik

Pelaku Usaha Beber Dampak Negatif Kegaduhan Politik
Polisi menangkap terduga pelaku kerusuhan di Jalan KS Tubun Petamburan, Jakarta, 22 Mei 2019. Foto: Amjad/JPNN.com

”Dampak negatifnya akan besar apabila kondisi ini berlarut-larut. Keyakinan investor bakal semakin tergerus, rupiah dan IHSG akan makin terpuruk,” ungkap Piter.

Dalam jangka pendek, lanjut Piter, kerusuhan politik mengakibatkan terhentinya kegiatan ekonomi warga yang terdampak. Beberapa toko dan kantor terpaksa tutup atau memulangkan karyawannya lebih awal. Padahal, menjelang Lebaran biasanya permintaan dan produksi justru cenderung naik.

Sementara itu, berbagai kebijakan dibutuhkan untuk menjaga agar rupiah tetap stabil. Merujuk kurs Bloomberg, rupiah telah melemah hingga Rp 14.525 per dolar AS (USD), sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada di level Rp 15.488 per USD.

Tahun ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3–5,5 persen. Tahun depan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,6 persen.

Indonesia kini masih mengalami masalah fundamental, yaitu neraca perdagangan yang defisit. Pada April lalu, defisitnya USD 2,50 miliar. Terbesar sepanjang sejarah. Sementara itu, tantangan perdagangan ke depan kian berat.

Di antaranya disebabkan perang dagang yang tak kunjung usai serta tantangan ekspor sawit Indonesia yang masih mengalami kampanye hitam di Eropa.

Ekonom DBS Indonesia Maysita Crystallin mengatakan, kondisi tersebut membuat Indonesia tidak bisa lagi terlalu mengandalkan perbaikan ekspor-impor sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi ke depan.

”Target 5,6 persen saya kira agak susah dicapai melihat yang terjadi sekarang ini,” ujarnya. (agf/rin/c25/oki)


Pelaku usaha berharap situasi kegaduhan politik pasca Pemilu Serentak 2019 tidak berlangsung lama.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News