Pembalakan Hutan Bakau Marak, Kondisinya Parah, Nelayan pun Sedih

Pembalakan Hutan Bakau Marak, Kondisinya Parah, Nelayan pun Sedih
Tumpukan kayu bakau yang diduga hasil pembalakan liar di Pulau Bulang, belum lama ini. Foto: warga bulang untuk batampos.co.id/jpg

jpnn.com, BATAM - Aktivitas pembalakan hutan bakau di Batam, Kepulauan Riau, cukup marak. Kayu bakau yang diambil dari pulau-pulau di wilayah Kecamatan Sagulung dan Bulang, itu diduga akan dijual ke luar negeri.

Nelayan resah sebab aktivitas pembalakan hutan bakau ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Puluhan hektare hutan bakau rusak parah di daerah tersebut.

Padahal, hamparan hutan bakau di pesisir pulau-pulau yang ada merupakan harapan bagi nelayan untuk menangkap udang dan kepiting.

BACA JUGA: Sembunyikan Sabu-sabu di BH dan Celana Dalam, Oknum PNS Ditangkap Petugas Bandara

Situasi perairan Batam yang tak lagi sehat akibat padatnya aktivitas pelayaran dan galangan kapal mengharuskan nelayan untuk bergantung hidup pada deretan hutan bakau untuk mendapatkan udang dan kepiting.

Harapan ini kian memudar sebab hutan bakau yang diandalkan, perlahan-lahan dibabat demi kepentingan sekelompok orang. Batang kayu bakau dikumpulkan dan diangkut menggunakan kapal kayu ke negara lain.

Inilah yang dikeluhkan sejumlah nelayan saat dijumpai Batam Pos di pelabuhan Sagulung, akhir pekan lalu. Seorang nelayan yang tak mau namanya disebutkan mengaku pembalakan hutan bakau paling parah terjadi di salah satu sungai di Pulau Jalo. Puluhan hektare hutan bakau sudah dibabat untuk mendapatkan batang kayu bakau.

“Seminggu bisa sampai dua kali kapal jemput kayu-kayu itu. Habis hutan bakau di pulau-pulau ini. Kami tak mampu melarang karena orang ini banyak bekingan,” ujarnya.

Aktivitas pembalakan hutan bakau di Batam, Kepulauan Riau marak terjadi. Kayu bakau yang diambil dari pulau-pulau di wilayah Kecamatan Sagulung dan Bulang, itu diduga akan dijual ke luar negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News