Pembatasan Penjualan Alkohol di Sebuah Kota di Australia Jadi Ramai Dibicarakan

Pembatasan Penjualan Alkohol di Sebuah Kota di Australia Jadi Ramai Dibicarakan
Polisi mengatakan alkohol menjadi sumber peningkatan tindak kekerasan di Alice Springs. (ABC: Xavier Martin.)

Warga Pribumi Australia, atau dikenal sebagai warga Aborigin, di kota Alice Springs kemungkinan akan diminta untuk memungut suara untuk memilih apakah mereka menerima pembatasan penjualan alkohol atau tidak.

Alice Springs adalah salah satu kota besar yang berada di bawah pemerintahan Kawasan Australia Utara.

Pemerintah Federal Australia memiliki kebijakan melarang penjualan alkohol bagi beberapa komunitas di Kawasan Australia Utara yang tinggal di daerah terpencil, tapi masa berlaku larangan ini sudah berakhir bulan Juli lalu.

Hari Jumat, Kepala pemerintahan di Kawasan Australia Utara, Premier Natasha Fyles mengatakan beberapa komunitas telah menolak penjualan alkohol di kalangan mereka.

Tapi ada juga komunitas lain yang tidak sepakat karena menganggap alkohol adalah "produk legal", sehingga tidak perlu dibatasi.

"Ada yang mengatakan kami [pemerintah] tidak berbicara dengan orang yang tepat, tidak berkonsultasi dengan pemimpin masyarakat yang benar."

Apa pembatasan yang berlaku?

Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Alice Springs  setelah ada tekanan politik untuk menangani tindak kekerasan yang meningkat di kawasan tersebut.

Menyusul kedatangannya, sebuah aturan baru diterapkan di Alice Springs mulai Rabu kemarin untuk jumlah pembelian alkohol, termasuk kapan bisa dibeli.

Sebuah peraturan baru diterapkan di sebuah kota di Australia untuk membatasi penjualan alkohol

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News