Pemblokiran WhatsApp Bukan untuk Cuci Otak Netizen

Pemblokiran WhatsApp Bukan untuk Cuci Otak Netizen
Ilustrasi ketiga aplikasi Facebook, WhatsApp dan Messenger. Foto : The Times

jpnn.com, JAKARTA - Ketergantungan netizen terhadap platform media sosial (medsos) membuat mereka sangat sensitif ketika WhatsApp down.

Pembatasan fungsi sejumlah fitur dalam media sosial beberapa hari terakhir yang dilakukan pemerintah diartikan macam-macam.

Katanya, pembatasan itu dilakukan untuk menggiring masyarakat agar hanya mendapatkan informasi satu arah yang sudah di-setting melalui televisi.

BACA JUGA : WhatsApp Cs Down, Kominfo: Tenang Hanya Sementara

Salah seorang netizen yang menyebarkan kabar tersebut adalah pemilik akun Cahaya Gemilang (fb.com/saadi.saadi.98499) di Facebook.

Pada 22 Mei 2019, akun itu mengunggah status yang di-posting di sebuah grup percakapan. ''WA diBlock. Kita sedang digiring ke media TV. Waspada diCUCI OTAK oleh mereka,'' tulisnya.

Hingga kemarin, posting-an tersebut belum dihapus. Sepertinya, tidak sedikit netizen yang termakan hasutan itu. Bahkan, status tersebut juga sudah dibagikan ulang 1.900 kali.

Padahal, penjelasan tentang pembatasan fitur medsos itu sudah disampaikan pemerintah dan dimuat di media-media mainstream.

Akses medsos dibatasi agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat sebab setelah pilpres rawan beredar hoaks.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News