Pemerhati Pendidikan Soroti Kesulitan Sekolah soal Biaya Tracing Covid-19

Pemerhati Pendidikan Soroti Kesulitan Sekolah soal Biaya Tracing Covid-19
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMPN 11 Tangerang Selatan, Banten, Senin (6/9). Pemkot Tangsel mengizinkan 168 SMP untuk memulai PTM terbatas. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema menekankan pentingnya dukungan Satgas Covid-19 terhadap testing dan tracing di sekolah.

Menurut dia, sekolah yang menjadi klaster Covid-19 harus ditutup selama 14 hari untuk disinenfeksi dan penataan PTM kembali.

Selain itu, testing dan tracing juga wajib dilakukan Satgas Covid-19 dan sekolah untuk mendeteksi potensi konfirmasi kasus pada peserta didik maupun tenaga pendidik dan kependidikan lainnya.

"Persoalannya adalah seperti terjadi di sebuah sekolah di Jakarta Barat. Sekolah ditutup hanya seminggu dan testing dimintakan secara mandiri ke masing-masing anak dan guru," kata Doni kepada JPNN.com, Selasa (18/1).

Akademisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu menceritakan sekolah yang tak ingin dia sebut namanya itu meminta biaya sukarela kepada orang tua siswa dan guru.

Hal itu terjadi lantaran yayasan tidak mampu membayar biaya pemeriksaan Covid-19.

"Ini juga harus diperhatikan Satgas Covid-19 untuk tracing agar penyebaran bisa dihentikan," ujar Doni.

Dia mengatakan Satgas Covid-19 harus segera melakukan tracing ke sekolah-sekolah yang ditemukan kasus corona.

Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema menekankan pentingnya dukungan Satgas Covid-19 terhadap testing dan tracing di sekolah yang kesulitan biaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News