Pemerintah Diharapkan Memerhatikan Nasib Travel Umrah

Pemerintah Diharapkan Memerhatikan Nasib Travel Umrah
Calon jemaah umrah menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Foto: Antara/Muhammad Iqbal/pras.

jpnn.com, GORONTALO - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menilai kebijakan Arab Saudi untuk moratorium umrah bagi Indonesia bakal merugikan banyak kalangan.

Menurut dia, travel umrah menjadi pihak yang merugi atas kebijakan tersebut. Oleh kerena itu, dia berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan taktis agar travel umrah tidak merugi besar.

"Besar itu dampaknya (bagi travel umrah). Saya kira yang pertama jangan sampai merugikan juga mereka (travel umrah)," kata di Pantai Olele, Bone Bolango, Gorontalo.

Setidaknya, kata dia, pemerintah bisa membuat imbauan kepada maskapai penerbangan tidak menghanguskan tiket ke Arab Saudi selama kebijakan berlangsung.

Pemerintah perlu berbicara ke maskapai untuk mengundurkan jadwal terbang tanpa menghanguskan tiket.

"Jadi travel biro kalau boleh, (pemerintah) bicara dengan maskapai penerbangan untuk diundur. Kasihan mereka, kan, rugi," timpal dia.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Joko Asmoro menyatakan dampak kerugian atau potensi penjualan yang hilang karena kebijakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi stop sementara urmah bisa mencapai triliunan rupiah.

"Potensi penjualannya. Pengusaha umrah itu pelayan ibadah, bukan hitung-hitung untung. Potensi penerimaan penjualan dalam satu bulan itu Rp 2 triliun sampai Rp 2,5 triliun," kata Joko dalam diskusi "Mengukur Efek Korona, Siapkah Kita?" di Jakarta, Sabtu (29/2).

Tenaga kerja atau karyawan di perusahaan travel mengalami kerugian besar atas kebijakan moratorium umrah Kerajaan Arab Saudi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News