Pemerintah Diminta Hati-Hati Terbitkan SBN

Pemerintah Diminta Hati-Hati Terbitkan SBN
Pemerintah Diminta Hati-Hati Terbitkan SBN
JAKARTA - Pemerintah diminta lebih hati-hati dan selektif dalam menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN). Pemerintah diharapkan bisa menerbitkan SBN dengan penuh perhitungan jangka panjang. Terutama agar para investor tetap mempertahankan investasinya di dalam negeri. "Kalau SBN punya nilai tawar tinggi, maka investor yang meletakkan saham mereka diharapkan bisa bertahan untuk jangka panjang. Kalau tidak hati-hati, sifatnya hanya sementara dan tidak berdampak positif bagi dalam negeri," ujar Ketua Komisi XI DPR RI Achsanul Qasasi saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (18/11).

Seperti langkah pemerintah menyediakan anggaran puluhan triliun rupiah hanya untuk pembelian kembali (buy back) SBN, kata Achsanul, sifatnya hanya bermanfaat sementara. Karena langkah tersebut hanya bisa mengurangi dana jangka pendek yang masuk ke pasar dalam negeri dalam waktu beberapa saat saja.

"Yang penting harus berhati-hati dalam penerbitan SBN. Tapi bagaimanapun, anggaran sebesar Rp84 triliun untuk buy back dan untuk membayar bunga utang, sebenarnya tidak masalah jika dianggarkan, karena itu sifatnya untuk berjaga-jaga,’’ kata Achsanul.

Sebelumnya, Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Agus Supriyanto mengungkapkan, target bruto SBN tahun depan sebesar Rp210,6 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas target neto SBN sebesar Rp126,6 triliun yang diperuntukan untuk defisit anggaran yang dipatok sebesar Rp124,3 triliun atau 1,8 persen dari Product Domestic Bruto (PDB).

JAKARTA - Pemerintah diminta lebih hati-hati dan selektif dalam menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN). Pemerintah diharapkan bisa menerbitkan SBN

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News