Penampakan Harimau Sumatera Mati

Penampakan Harimau Sumatera Mati
Tim dokter hewan melakukan nekropsi terhadap harimau sumatera bernama "Dewi Siundul" di Suaka Satwa (Sanctuary) Barumun (ANTARA/HO-Humas BBKDSA Sumut)

jpnn.com, MEDAN - Harimau sumatera bernama Dewi Siundul di Suaka Satwa (Sanctuary) Barumun mati.

Dewi Siundul merupakan harimau korban konflik dengan manusia di beberapa desa di antaranya Desa Siundul July, Desa Pagaranbira Jae dan Desa Hutabargot, Kecamatan Sosopan.

"Harimau sumatera bernama 'Dewi Siundul' (DS) dinyatakan mati, Minggu (19/3), setelah lebih kurang 2,5 bulan dirawat secara intensif oleh tim medis (dokter hewan) BBKSDA Sumut dan keeper sanctuary harimau sumatera Barumun yang dimonitor langsung oleh drh. Anhar Lubis," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara Elvina Rosinta Dewi dalam keterangan yang diterima di Medan, Selasa.

Dia mengatakan Konflik terjadi sekitar satu bulan, karena memangsa ternak warga dan meresahkan masyarakat karena sering berada di sekitar pemukiman.

DS berjenis kelamin betina, berumur 14 tahun diamankan dari Desa Siundul Julu, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara tanggal 16 Desember 2021 dan dibawa ke Suaka (Sanctuary) harimau sumatera Barumun.

"Pada saat diamankan DS sudah masuk usia tua, memiliki panjang badan (kepala ekor) 234 cm dan tinggi 74 cm, dalam keadaan sakit karena terdapat luka pada bagian perut hingga keluar belatung, malnutrisi sehingga fisik lemah dan kurus," ucapnya.

Dia mengatakan umur 14 tahun untuk harimau sumatera sudah memasuki usia tua bahkan sangat tua mengingat umur harimau sumatera di alam liar hanya sekitar 10-15 tahun.

Setelah dirawat selama hampir enam bulan, BBKSDA Sumut mengusulkan DS agar dilepasliarkan dan disetujui oleh pusat.

Harimau sumatera bernama Dewi Siundul di Suaka Satwa (Sanctuary) Barumun mati setelah konflik dengan manusia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News