Pencegahan dan Sinergi jadi Kunci Utama Atasi Karhutla

Pencegahan dan Sinergi jadi Kunci Utama Atasi Karhutla
Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan survei terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hasilnya menunjukkan bahwa penyebab utama karhutla adalah ulah manusia yang disengaja dan merupakan suruhan pihak lain, serta dimaksudkan untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.

“Untuk itu, pencegahan yang akan dilakukan yaitu dengan membantu masyarakat menyiapkan lahan tanpa bakar. Kemudian menjamin kesejahtaraan masyarakat, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang dibayar untuk membakar lahan,” kata Direktur Jenderal PPI Ruandha Agung Sugardiman kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/10).

Ruandha pun menekankan perlunya kolaborasi antar lembaga, dengan memanfaatkan dana yang selama ini digunakan untuk pemadaman karhutla dapat difokuskan pada tahap pencegahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lili Kurniawan mengatakan, pencegahan dan keterlibatan multipihak menjadi kunci. Di samping itu, perlu ada rumusan kedepan, cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya melalui carbon trading, dan ekowisata lahan gambut.

“Karhutla menyebabkan dampak kerugian yang sangat besar, selain materiil juga terhadap kesehatan dan hubungan bilateral dengan negara tetangga akibat asap lintas batas negara,” kata dia.

Kasubdit III Direktorat Tindak Pidata Tertentu Bareskrim Polri Kombes Irsan mengatakan, penanganan lokasi karhutla berbeda dengan kejahatan lain.

"Biasanya penyidik segera menuju lokasi setelah ada laporan, sedangkan untuk karhutla kami menunggu api padam dulu misalnya,” kata dia.

Penyebab utama karhutla adalah ulah manusia yang disengaja dan merupakan suruhan pihak lain, serta dimaksudkan untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News