Penelitian Teranyar Simpulkan Jenis Baru Virus Corona Lebih Menular

Penelitian Teranyar Simpulkan Jenis Baru Virus Corona Lebih Menular
Sampel virus corona yang diperlihatkan oleh salah seorang dokter. Foto: ANTARA

jpnn.com, TEXAS - Para peneliti di Los Alamos National Laboratory, New Mexico, Amerika Serikat (AS) punya temuan baru tentang virus penyebab coronavirus disease 2019 (COVID-19). Periset di laboratorium tempat bom atom ditemukan itu mengklaim jenis baru COVID-19 lebih menular ketimbang yang awal.

Penelitian itu mencermati 14 mutasi pada ‘lonjakan protein’ yang memediasi infeksi virus corona pada sel manusia. Dari mutasi itu ada satu yang menonjol karena lebih agresif ketimbang jenis asli COVID-19.

Mutasi yang sama awalnya menyebar di Eropa, setelah itu menjalar ke seluruh dunia. Jenis itu sekarang menjadi yang paling umum.

LA Times mewartakan, temuan itu merupakan hasil analisis komputasi pada ribuan rangkaian virus corona yan ditemukan di seluruh dunia oleh Global Initiative for Sharing All Influenza Data. Laporan itu menyebut orang yang telah terkena virus tersebut lebih berisiko tertular untuk kedua kalinya.

Oleh karena itu para peneliti mewanti-wanti hal tersebut, dengan harapan vaksin dan obat yang tengah dikembangkan lebih efektif melawan jenis baru virus corona yang bermutasi. Ahli biokimia dari Universitas Iowa Charles Brenner menyatakan bahwa para peneliti yang mendalami coronavirus terus mencermati hal itu.

Sementara Ko-direktur Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas Dr. Peter Hotez menyatakan bahwa kesimpulan penelitian itu perlu diteliti lebih lanjut. “Tanpa verifikasi eksperimental, klaim dalam studi itu bersifat teoritis semua,” ujarnya.

Laman worldometers.info mencatat hingga Jumat (8/5) pukul 00.00 WIB sudah ada 3.908.271 kasus COVID-19 di seluruh dunia. Dari jumlah itu yang dinyatakan sembuh ada 1.335.111 orang, sedangkan yang meninggal 270.216 jiwa.

Amerika Serikat menjadi negeri yang paling menderita akibat COVID-19. Kasus COVID-19 di Negeri Paklik Sam itu sudah mencapai 1.289.105 dengan jumlah kematian 76.792 jiwa.(jpost/ara/jpnn)

Para peneliti di Los Alamos National Laboratory, New Mexico, Amerika Serikat (AS) menyimpulkan jenis baru coronavirus disease 2019 (COVID-19) lebih menular ketimbang yang sebelumnya.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News