Pengamat Sebut Ahok Jadi Anomali, Ini Alasannya

Pengamat Sebut Ahok Jadi Anomali, Ini Alasannya
Pengamat Sebut Ahok Jadi Anomali, Ini Alasannya

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok sebagai anomali dalam kancah politik Indonesia. Sejumlah alasan mendasari pendapatnya ini.

Alasan yang pertama, kata Hasan, Ahok adalah seorang politikus yang tidak memiliki dukungan politik formal. Pasalnya, mantan bupati Belitung Timur itu tidak bergabung dengan organisasi apapun.

"Dia tidak punya support partai politik, organisasi masyarakat ataupun. Ini anomali politik. Tidak pernah ada kepala daerah bisa seperti itu," kata Hasan di Jakarta, Kamis (12/3).

Alasan yang kedua, Ahok berani secara terang-terangan melawan legislatif dengan membongkar korupsi di parlemen. Keberanian Ahok itu dinilai Hasan sangat luar biasa, mengingat tidak ada dukungan politik yang dimilikinya.

Menurut Hasan, kepala daerah yang memiliki dukungan politik sangat kuat sekalipun biasanya enggan berkonfrontasi dengan DPRD soal anggaran. Mereka lebih memilih berkomporomi demi kelancaran jalannya program-program pemerintah daerah.

"Kalau Ahok dia mau selamatkan uang negara dan tak mau maklum dan terima dengan pakem asal pemerintah jalan," ujar Hasan.

Alasan terakhir, lanjutnya lagi, meski Ahok tak punya dukung politik dan bermusuhan dengan legislatif, namun elektabilitasnya tetap tinggi. Berdasarkan survei terbaru Cyrus Network, elektabilitas Ahok mencapai angka 44 persen. Ia menduduki ranking pertama, di atas tokoh-tokoh Jakarta lainnya seperti Nachrowi Ramli, Biem Benyamin, Djarot Saiful Hidayat, Faisal Basri dan Abraham Lunggana.

Hasan mengatakan, survei Cyrus pada tanggal 2-7 Maret 2015. Dengan kata lain, survei dilakukan ketika hubungan Ahok dan DPRD DKI tengah memanas gara-gara 'dana siluman' di APBD 2015.

JAKARTA - Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok sebagai anomali dalam kancah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News