Penimbunan Ribuan Liter BBM Terungkap

Penimbunan Ribuan Liter BBM Terungkap
Barang bukti penimbunan BBM, dipasangi garis polisi. Foto: Radar Sulteng.
PALU – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Palu berhasil meringkus dua anggota komplotan penimbun BBM, Sabtu (18/10) malam. Mereka adalah Syahril alias Sihe (30) warga lorong Angkasa Jalan Abdurahman Saleh Kecamatan Palu Selatan dan Aswar (30) warga Desa Loli Oge Kabupaten Donggala.

Selain menangkap dua anggota komplotan, satuan yang dipimpin AKP Stafanus Tamuntuan SIK itu, juga berhasil mengamankan 1.200 liter solar dan 1.200 liter minyak tanah. Ribuan liter BBM itu masih dikemas dalam 12 drum yang disimpan di rumah Syahril.

Informasi yang diperoleh, terungkapnya kasus ini bermula dari hasil penyelidikan Satreskrim Polres Palu sejak beberapa bulan lalu. “Kami mendapatkan informasi kalau tadi malam, kedua tersangka ini akan melakukan mengangkutan BBM. Kemudian beberapa anggota Resmob (Reserse mobile, red) saya perintahkan untuk memantau mereka. Ternyata benar, dengan menggunakan mobil kijang, kedua tersangka mengangkut tiga drum solar,” beber Kasatreskrim, kepada Radar Sulteng (grup JPNN).

Tak ingin buruannya kabur, anggota Resmob Polres Palu langsung melakukan penyergapan di rumah tersangka Syahril. Hasilnya, polisi menemukan ribuan liter solar dan minyak tanah yang disimpan di dalam drum. Selain itu, juga ditemukan puluhan jerigen berisi minyak tanah dan solar yang disimpan dalam gudang di belakang rumah tersangka.

Saat diperiksa, kedua tersangka, mengaku mendapatkan minyak tanah itu dari sejumlah pangkalan di Kota Palu. Sedangkan solar, mereka mengambilnya dari truk tangki pengangkut solar. Kata Stefanus, kasus penimbunan ini masih terus dikembangkan.

“Kasus ini masih terus kita kembangkan. Untuk sementara hanya dua tersangka ini dulu yang berhasil kita tangkap,” tandasnya.

Ditambahkannya pula, solar dan minyak tanah itu dijual para tersangka ke sejumlah industri kecil yang ada di Kota Palu. Menurut Stefanus, para tersangka itu menjual BBM yang ditimbun dengan harga standar pangkalan. Tapi sebagai ongkos angkutnya mereka meminta Rp250 perliternya.

Amatan media ini di TKP, belasan drum serta puluhan jerigen yang kerap digunakan untuk mengangkut solar dan minyak tanah telah disegel. “Biasanya kalau mereka mengangkut lewat belakang. Agar setiap pengangkutan terlihat aman, di halaman samping itu ditanami jagung, sehingga aktivitas pengangkutan mereka tidak terlihat oleh warga dan mereka melakukannya saat malam hari,” papar Stefanus.

PALU – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Palu berhasil meringkus dua anggota komplotan penimbun BBM, Sabtu (18/10) malam. Mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News